Realisasi Penerimaan Pajak Kanwil DJP Jakarta Barat Tembus Rp52,13 Triliun, Naik 6,52 Persen
Dukungan fiskal ini mempengaruhi makro ekonomi dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beberapa indikator ekonomi mencatatkan pertumbuhan. Inflasi bulan Oktober 2024 mencapai 0,03 persen, mengalami pertumbuhan sebesar 4,93 persen (yoy), turun 0,01 poin dari kuartal III 2023. Secara kuartalan, bertumbuh sebesar 0,23 persen (q-to-q) dengan kenaikan sebesar 0,03 poin. Sisi produksi dan pengeluaran ekonomi Jakarta bertumbuh solid dan merata.
Tingkat partisipasi kerja meningkat seiring turunnya tingkat pengangguran. Kesejahteraan petani menurun seiring naiknya konsumsi dan turunnya produksi padi dan beras. Neraca Perdagangan bulan Oktober mengalami surplus sebesar 1,67 miliar dolar AS.
Prospek ekonomi jangka pendek tetap terjaga optimis dengan indikator konsumsi yang masih optimis dan dinamisasi indikator produksi masih menujukkan sinyal positif bagi perekonomian.
Kinerja APBN DKI Jakarta sampai dengan 31 Oktober 2024 masih resilient, ditopang oleh pertumbuhan belanja negara yang tumbuh positif dan kontraksi pendapatan yang menipis. Pendapatan negara mencapai Rp1.432,79 triliun dengan angka belanja negara sebesar Rp1.456,51 triliun, mengalami defisit APBN sebesar Rp23,72 triliun.
Editor: Aditya Pratama