Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Momen Prabowo Berkelakar di Hadapan Presiden Brasil Lula: Beliau Sudah 3 Periode, Kita Enggak Boleh
Advertisement . Scroll to see content

RI Ingin Gabung BRICS, Kadin: Upaya Hindari Middle Income Trap

Minggu, 03 November 2024 - 12:55:00 WIB
RI Ingin Gabung BRICS, Kadin: Upaya Hindari Middle Income Trap
Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie menyebut itikad Indonesia yang ingin bergabung dengan BRICS sebagai upaya menghindari Middle Income Trap. (Foto: Dok. Kadin)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menyebut itikad Indonesia yang ingin bergabung dengan BRICS sebagai upaya menghindari Middle Income Trap. Tindakan ini juga dilihat sebagai sikap Indonesia yang menjalankan kebijakan luar negeri bebas aktif.

Anindya menegaskan, kesamaan dari negara anggota BRICS yakni saling berupaya guna menghindari middle income trap, yang menjadi mayoritas kelompok masyarakat di negara-negara berkembang.

"Jadi paling tidak kita bisa lihat kesamaannya adalah bagaimana bisa avoid middle income trap," ucap Anindya dalam keterangannya dikutip, Minggu (3/11/2024).

Anindya menambahkan, semangat keanggotaan negara-negara BRICS adalah semangat pembangunan dari negara berkembang yang menuju menjadi negara maju.

"Saya rasa BRICS itu kan yang namanya juga Brazil, Rusia, India lalu juga ini kan South Africa, China. Nah, ini negara-negara yang besar, banyak juga yang di G20, negara juga yang ada di G20, tapi ini negara yang bisa dibilang aliansinya dari negara berkembang yang sudah menjadi negara maju," tuturnya.

Meski demikian, Anindya menyadari sikap Indonesia yang sebelumnya sudah mengajukan keanggotaan terlebih dahulu di OECD, dipandang sebagai bentuk aliansi terhadap salah satu kubu ekonomi dunia. 

Dia mengatakan, semestinya Indonesia aktif di semua kubu karena kebijakan luar negeri secara konstitusi yakni bebas aktif.

"Tapi memang banyak yang melihat karena anggota BRICS itu siapa, mereka mengasosiasikan kita beraliansi dengan salah satu kubu. Tapi tidak benar, karena Indonesia itu secara konstitusi kan bebas aktif, dan secara bisnis kita berbisnis dengan siapa saja," katanya.

Sebelumnya, Anindya juga menjelaskan Indonesia tidak menghendaki memiliki hubungan aliansi khusus tertentu terhadap kelompok-kelompok negara. Dia menyebutkan meski wacana BRICS hadir, Indonesia juga tetap aktif dalam keanggotaan di APEC, G20, IPAF (Indo-Pacific Economic Framework) dan OECD.

"Nah, Indonesia ini kan aktif di mana-mana. Tadi kita bicara bagiannya dari APEC, bagiannya dari G20, dan juga IPAF, juga ada BRICS adalah salah satunya lagi. Belum lagi juga di OECD kita juga lagi mau accession atau aksesi kepada membership di sana," ucap Anindya di Jakarta, Jumat (1/11/2024).

Baginya, peran Indonesia yang aktif dalam beberapa organisasi multilateral sebagai upaya untuk memperoleh investasi dan potensi perdagangan internasional yang luas.

"Saya rasa kita lihat yang paling penting adalah begini ya, Indonesia ini untuk berkembang membutuhkan satu, investasi, dan kedua, pasar yang luas itu perdagangan," ucapnya. 

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut