Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Level Rp16.405
Bowman yang biasanya dipandang sebagai salah satu tokoh The Fed yang bersuara lebih hawkish, menyatakan bahwa penurunan suku bunga belum “pantas” dilakukan, dan menambahkan bahwa ia tetap “bersedia” untuk menaikkan suku bunga lebih jauh jika kemajuan dalam upaya mengendalikan inflasi terhenti atau berbalik arah.
Dari sentimen domestik, dalam menghadapi kondisi yang tak menentu, para ekonom mengingatkan kepada Pemerintah, Bank Indonesia dan pihak berwenang lainnya untuk ekstra hati-hati dalam mengawal mata uang rupiah, yang saat ini sudah tembus level psikologis di atas Rp16.400 per dolar AS.
Terlepas dari level tersebut, pemerintah dan otoritas moneter untuk tidak membiarkan kurs rupiah tembus di level Rp16.500 per dolar AS, karena level tersebut merupakan level yang sangat kritis sehingga akan terus mengakumulasi sentimen negatif pelaku pasar keuangan dari yang sudah bermunculan saat ini, sehingga sulit dijinakkan dan berpotensi merosot sampai Rp17.000 per dolar AS.
Selain itu, sikap hawkish The Fed yang menyebabkan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS dan sekaligus memberikan tekanan kepada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.
Konflik geopolitik di Timur Tengah dan Eropa yang berkepanjangan, perang dagang AS, UE dengan Tiongkok serta panasnya pilpres di AS menjadi salah satu faktor penekan mata uang rupiah yang porsinya cukup tinggi.