Rupiah Sore Ini Menguat ke Rp16.872 per Dolar AS di Tengah Tekanan Tarif Impor Trump
Sementara itu, Ibrahim menyoroti pelonggaran kontrol yuan oleh Bank Sentral China (PBOC) yang dinilai bertujuan untuk meningkatkan nilai ekspor China dalam menghadapi perang dagang dengan AS.
Dari dalam negeri, Ibrahim mengungkapkan bahwa Bank Indonesia (BI) terus melakukan 'trifle intervensi' di pasar valas DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward), obligasi, dan repo untuk menstabilkan rupiah di tengah gejolak pasar global.
Selain sentimen global, pasar juga mencermati data inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah menyampaikan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 1,65 persen secara bulanan (MtM), naik dari 105,48 pada Februari 2025 menjadi 107,22 pada Maret 2025.
Adapun secara year on year (YoY), Indonesia juga mengalami inflasi sebesar 1,03 persen dan secara tahun kalender atau year to date (YtD) terjadi inflasi sebesar 0,39 persen.
”Tingkat inflasi Maret 2025 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan Maret 2024,” ungkap Habibullah dalam konferensi pers, Selasa (8/4/2025).
Angka inflasi YoY Maret 2025 ini lebih tinggi dari median perkiraan 20 ekonom yang dihimpun Bloomberg sebesar 1,18 persen YoY, dan jauh lebih tinggi dibandingkan deflasi 0,09 persen YoY yang terjadi pada Februari 2025.
Editor: Puti Aini Yasmin