Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dilarang Jual iPhone 16, Apple Tawarkan Investasi Rp1,5 Triliun ke RI
Advertisement . Scroll to see content

Sekjen Kemenperin Akui Industri Petrokimia Sumbang Defisit Neraca Dagang Terbesar

Selasa, 08 Oktober 2019 - 15:32:00 WIB
Sekjen Kemenperin Akui Industri Petrokimia Sumbang Defisit Neraca Dagang Terbesar
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat industri petrokimia menjadi kontributor terbesar pada defisit neraca perdagangan Indonesia. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

PADANG, iNews.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat industri petrokimia menjadi kontributor terbesar pada defisit neraca perdagangan Indonesia. Pasalnya, industri ini belum mandiri di mana bahan bakunya masih mengandalkan impor dari luar negeri.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, industri ini tercatat mengimpor bahan petrokimia sebesar 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp282,88 triliun setiap tahunnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat industri petrokimia di Indonesia sudah lengkap.

"Industri petrokimia yang menjadi pendorong defisit besar pada neraca perdagangan internasional kita karena banyak impor dari barang petrokimia," ujarnya di Hotel Mercure, Padang, Selasa (8/10/2019).

Angka tersebut menunjukkan bahan petrokimia dan kimia menjadi 30 persen dari total barang impor nasional. Hal ini sama besarnya dengan barang modal dan barang konsumsi yang masing-masing sebesar 30 persen.

Kendati demikian, sejak tahun 1998 industri petrokimia tidak mendapatkan investasi yang besar. Oleh karenanya, Kemenperin saat ini memprioritaskan industri petrokimia, misalnya dengan mendorong inovasi terhadap substitusi bahan kimia dari hulu. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut