Sri Mulyani Klaim Pemulihan Ekonomi Indonesia Lampaui Level Sebelum Krisis
JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia telah melampaui pre crisis level atau level sebelum krisis.
Hal itu, tidak terlepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk menghadapi dampak dari pandemi Covid-19, baik dari sisi pemulihan ekonomi, kesehatan, maupun kesejahteraan sosial masyarakat.
“Kita dalam mengelola perekonomian juga harus terus mengupayakan adanya pemulihan dan adanya rebound karena perekonomian bisa dan harus mulai kembali lagi bergerak. Ekonomi Indonesia dengan berbagai langkah yang dilakukan oleh pemerintah telah berhasil mencapai melebihi pre-crisis level,” kata Sri Mulyani, dalam acara Seminar Nasional ISEI Tahun 2021 , Selasa (31/8/2021).
Menurut dia, setiap negara sedang berlomba mengelola dan mengupayakan pemulihan perekonomian yang diharapkan terjadi pada tahun ini. Hal itu terlihat dari berbagai stimulus maupun countgercyclical policy yang dilakukan pemerintah di berbagai negara dimana kasus Covid-19 mulai melandai.
Namun munculnya varian baru Covid-19 membawa ketidakpastian, sehingga mempengaruhi pemulihan ekonomi beberapa negara, termasuk Indonesia yang dihantam Covid-19 varia Delta, pada akhir Juni 2021, sehingga pemerintah memutuskan melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai 3 Juli 2021 hingga saat ini meskin dalam skala yang lebih rendah.
Dia menjelaskan, pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian secara luar biasa. Tahun lalu seluruh dunia menghadapi penurunan ekonomi dan menyebabkan kontraksi yang sangat dalam karena hampir semua negara melakukan pembatasan mobilitas secara ketat.
Bahkan banyak negara yang menerapkan lockdown yang memberikan konsekuensi pada perekonomian yang langsung merosot sangat tajam. “Dunia pada tahun lalu mengalami kontraksi minus 3,2 persen dari sisi pertumbuhan ekonominya. Akibat Covid-19 yang kemudian disertai pembatasan mobilitas lalu menciptakan kemerosotan ekonomi,” ujar Sri Mulyani.
Menkeu mengungkapkan, perdagangan internasional juga mengalami kemerosotan karena semua negara melakukan pembatasan atau bahkan lockdown. Pertumbuhan perdagangan dunia yang biasanya mencapai dua digit, tahun lalu mengalami kontraksi hingga minus 8,3 persen
Pada 2021, diharapkan akan terjadi rebound dan recovery, sebut Menkeu. Meskipun demikian, Menkeu mengingatkan bahwa ini bukan merupakan jaminan. Semua negara dengan berbagai upaya stimulus maupun countercyclical policy-nya akan dihadapkan pada ketidakpastian.
"Selain munculnya varian baru, juga efektivitas dari countercyclical policy-nya juga sangat ditentukan oleh bagaimana perekonomian negara tersebut," ungkap Sri Mulyani.
Editor: Jeanny Aipassa