Sri Mulyani Lapor Setoran Bea Masuk Turun jadi Rp20,3 Triliun per Mei 2024
Realisasi penerimaan bea keluar hingga paru pertama 2024 naik 49,6 persen. Kenaikan terutama dorong oleh bea keluar tembaga sebesar Rp6,13 triliun atau tumbuh 1.135 persen yoy.
“Untuk bea keluar kita mengalami kenaikan yaitu mengumpulkan Rp7,7 triliun, kalau kita lihat ini adalah 43,9 persen dari total target tahun ini atau naik 49,6 persen,” kata dia.
Menurut dia, implementasi kebijakan relaksasi ekspor tembaga atau mineral membuat kenaikan biaya keluar tembaga menjadi Rp6,13 triliun.
“Apa yang menyebabkan kenaikan dari penerimaan biaya keluar? Pertama untuk biaya keluar tembaga Rp6,13 triliun, tumbuh 1.135 persen, ini karena implementasi kebijakan relaksasi ekspor tembaga atau mineral terutama sambil menunggu pembangunan smelter,” ucap eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Kendati begitu, bea keluar produk sawit mencatatkan penurunan 67,6 persen. Disebabkan oleh anjloknya harga rata-rata crude palm oil (CPO) sebesar 9,32 persen. Selain itu, turunnya volume ekspor produk sawit sebesar 9,68 persen dari 15,6 juta menjadi 14,1 juta.
“Untuk bea keluar dari sisi sawit yaitu dalam hal ini justru mengalami penurunan yang sangat dalam, yaitu 67 persen. Biaya keluar dari sawit itu turun karena harga CPO rata-rata turun 9,32 persen dan juga karena penurunan volume ekspor produk sawit sebesar 9,68 persen,” tutur Sri Mulyani.
Editor: Puti Aini Yasmin