Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemerintah Gelontorkan Diskon Tarif Kereta hingga Pesawat saat Libur Nataru, Ini Rinciannya
Advertisement . Scroll to see content

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Mampu Menjaga Diri dari Pandemi Covid-19, Ini Buktinya

Senin, 30 Mei 2022 - 15:03:00 WIB
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Mampu Menjaga Diri dari Pandemi Covid-19, Ini Buktinya
Menkeu Sri Mulyani menyebut, Indonesia telah mampu menjaga diri dari pandemi Covid-19 sejak kemunculannya pada awal 2020 lalu. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, Indonesia telah mampu menjaga diri dari pandemi Covid-19 sejak kemunculannya pada awal 2020 lalu. Terdapat sejumlah indikator ekonomi yang mengalami perbaikan hingga awal tahun ini.

Dia menjelaskan, perbaikan tersebut di antaranya pertumbuhan ekonomi yang positif hingga neraca perdagangan.

"Kita patut mensyukuri bahwa Indonesia semakin mampu menjaga dari pandemi Covid-19 meskipun secara global masih ada beberapa negara yang masih mencoba mengendalikan Covid-19 terutama Omicron," ujar Sri Mulyani dalam Talkshow Neraca Komoditas, Senin (30/5/2022).

Sri Mulyani menambahkan, pertumbuhan ekonomi hingga kuartal I 2022 mencapai 5,01 persen. Kemudian pada April 2022, neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus 7,56 miliar dolar AS. Kondisi surplus ini sudah terjadi 24 kali berturut-turut.

"Tentunya ini akan menjaga ekonomi Indonesia melalui kinerja ekspor kita karena ada tren kenaikan harga maupun pembelian ekonomi global akibat pandemi dan menggeliatnya kegiatan ekonomi di Indonesia," kata dia.

Meski begitu, Sri Mulyani mengingatkan agar Indonesia untuk terus waspada, karena masih banyak risiko ekonomi global yang mengancam, salah satunya inflasi.

Dia mencontohkan, di banyak negara maju, seperti Amerika Serikat yang tingkat inflasinya sudah sangat tinggi. Per April 2022, inflasi di negeri Paman Sam mencapai 8,3 persen.

Naiknya inflasi bakal memaksa negara-negara mengetatkan kebijakan moneter mereka, yang berimbas pada kenaikan suku bunga acuan dan pengetatan likuiditas. Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang belum reda juga mengancam pasokan komoditas dan mengerek harga bahan pangan dan energi.

"Di sisi lain, di RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China), akibat Covid-19 maka pemerintahnya melaksanakan zero case policy terhadap pandemi, yang artinya lockdown atau pembatasan, dan ini sangat berdampak ke ekonomi RRT dan dunia," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut