Subsidi Pertalite Bengkak, Segini Anggaran yang Ideal Menurut Ekonom
JAKARTA, iNews.id - Di tengah kenaikan harga komoditas energi dan minyak global, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengupayakan untuk menahan harga BBM jenis Pertalite tidak ikut naik. Terkait hal ini, ekonom sekaligus Direktur CELIOS, Bhima Yudihstira menuturkan, perlu adanya penambahan alokasi untuk subsidi energi.
Menurutnya, pelebaran subsidi untuk Pertalite bukan hanya disebabkan karena acuan minyak mentah naik, tetapi juga migrasi dari pengguna Pertamax ke Pertalite akibat kenaikan harga Pertamax.
"Kesiapan APBN bisa dilihat dari alokasi subsidi energi yang idealnya ditambah menjadi Rp250 triliun," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (22/5/2022).
Dia menambahkan, pemerintah masih bisa melakukan realokasi anggaran untuk menambal selisih harga keekonomian dan subsidi Pertalite.
"Problemnya adalah apakah pemerintah mau korbankan beberapa proyek yang masih direncanakan? Karena penghematan dari anggaran infrastruktur lebih urgent sebagai strategi mengendalikan inflasi energi," kata dia.
Sebelumnya, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah menahan agar harga Pertalite tetap di angka Rp7.650 per liter, meskipun harga minyak global meninggi. Kendati demikian, dia pun mengingatkan agar kesehatan dan ketahanan fiskal APBN harus dipertahankan.
"Subsidi dari APBN itu gede sekali. Masalahnya adalah tahan kita sampai kapan? kalau perangnya (Rusia-Ukraina) gak rampung-rampung,” ujar Jokowi.
Editor: Aditya Pratama