Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bea Keluar Batu Bara Diproyeksi Sumbang Rp24-25 Triliun per Tahun Mulai 2026
Advertisement . Scroll to see content

Tekan Dwelling Time, Bea Cukai Tambah Laboratorium

Senin, 18 Desember 2017 - 15:40:00 WIB
Tekan Dwelling Time, Bea Cukai Tambah Laboratorium
(Foto: Okezone.com)
Advertisement . Scroll to see content

SEMARANG, iNews.id - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan meresmikan enam laboratorium uji dan identifikasi barang, yang terdiri dari tiga laboratorium satelit dan tiga laboratorium bergerak atau mobile untuk menekan rata-rata waktu bongkar muat barang di pelabuhan (dwelling time).

"Laboratorium yang baru ini tentu akan membantu peran Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) dalam mempercepat pemeriksaan barang," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin.

Ia meyakini penambahan laboratorium mampu mempercepat pelayanan pengujian dan identifikasi barang ekspor impor dua hingga lima hari. Proses pengiriman dari kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe madya pabean (KPPBC) ke BPIB sendiri diperlukan rata-rata waktu tiga hari.

Heru menilai peningkatan pelayanan identifikasi barang turut mendukung percepatan waktu bongkar muat (dwelling time) sebagai program pemerintah meningkatkan Indeks Kinerja Logistik (Logistic Performance Index/LPI).

Selain mempercepat pelayanan, Heru juga mengatakan bahwa penambahan laboratorium juga diperuntukkan untuk kepentingan perlindungan masyarakat dan kalangan pengusaha supaya tidak disaingi barang impor yang tidak benar.

Ia menjelaskan tiga laboratorium satelit yang sudah ada yaitu di Kantor Pelayanan Utama (KPU) Tanjung Priok, KPU Soekarno-Hatta, dan KPPBC Dumai. Sementara tambahan tiga laboratorium yang baru diresmikan yaitu di KPPBC Tanjung Emas, KPPBC Merak, dan KPPBC Bandar Lampung. Kemudian tambahan tiga laboratorium bergerak rencananya akan digunakan untuk mendukung uji dan identifikasi barang di wilayah Jakarta, Medan, dan Surabaya.

"Harapan kami laboratorium strategis ini bisa dimanfaatkan masyarakat. Tahun depan akan menjadi dua puluh tiga laboratorium," kata Heru.

Sementara itu, Direktur Teknis dan Kepabeanan DJBC, Fadjar Donny, menjelaskan pihaknya memproyeksikan penambahan 17 laboratorium satelit bea cukai di seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, Bea Cukai dapat memeriksa barang ekspor yang saat ini mayoritas masih diperiksa oleh surveyor.

"Laboratorium tersebut sifatnya spesialisasi, sesuai produk yang dominan di daerahnya," kata dia.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, rata-rata waktu dwelling time di empat pelabuhan utama di Indonesia masih berada di kisaran tiga hari hingga akhir tahun 2017 yaitu Pelabuhan Belawan Medan 3,77 hari, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta 3,54 hari, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya 5,54 hari, dan Pelabuhan Makassar 0,82 hari.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut