Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia Sindir AS: Rudal Burevestnik dan Poseidon Bukan Uji Coba Nuklir, Pemahaman Dangkal!
Advertisement . Scroll to see content

Trump Bawa AS Masuk Kembali ke Perdagangan Bebas?

Sabtu, 27 Januari 2018 - 18:08:00 WIB
Trump Bawa AS Masuk Kembali ke Perdagangan Bebas?
Presiden AS Donald Trump (Foto: BBC)
Advertisement . Scroll to see content

Perjanjian itu akan menyumbang 40 persen produk domestik bruto, salah satu indikator ekonomi terpenting. Trump mencampakkan kesepakatan tersebut dan akan menghukum pekerja AS jika mengizinkan perusahaan menyewa tenaga kerja yang lebih murah di luar negeri.

Tahun pertamanya di kantor telah ditandai oleh peningkatan besar dalam keluhan perdagangan terhadap berbagai negara, terutama China. "Dengan Presiden Trump dan kebijakan perdagangan, dunia telah belajar untuk 'menunggu dan melihat'. Kadang-kadang ada jurang yang besar antara kata-katanya suatu hari dan tindakan kebijakannya berikutnya," Chad Bown dari Peterson Institute mengatakan kepada AFP.

Gregory Daco dari Oxford Economics mengaku tidak yakin bahwa Trump akan melakukan 'a 180 on trade'. "Sebelum pergi ke Davos, dia mengambil sikap yang lebih proteksionis menerapkan tarif impor pada mesin cuci dari Korea Selatan dan panel surya dari China, dan ada sejumlah keputusan yang menjulang pada baja dan aluminium dari China," katanya.

Inti dari perubahan sikap itu mungkin hasil desakan dari komunitas bisnis yang mendapat keuntungan dari kesepakatan perdagangan bebas. Edward Alden, dari Dewan Hubungan Luar Negeri yang bermarkas di New York mengatakan kepada AFP bahwa Trump mendapat tekanan dari dunia bisnis untuk tidak menerapkan kebijakan perdagangan yang proteksionis radikal. "Trump jelas menerima pesan ini," kata Alden.

Masyarakat bisnis tentu telah menggenjot usahanya untuk meyakinkan pemerintah untuk melestarikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Ada indikasi, Trump kembali menghancurkan kesepakatan perdagangan strategis itu.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut