Uni Eropa Calonkan Georgieva sebagai Bos IMF untuk Gantikan Lagarde
BRUSSELS, iNews.id - Uni Eropa mengajukan Kristalina Georgieva untuk memimpin Dana Moneter Internasional (IMF). Lembaga keuangan internasional tersebut baru saja ditinggalkan Christine Lagarde yang akan menjadi bos Bank Sentral Eropa (ECB).
Dilansir CNBC, Sabtu (3/8/2019), Georgieva yang lahir di Bulgaria saat ini menjabat sebagai CEO Bank Dunia. Dia menempuh pendidikan S1 dan S2 di salah satu universitas di Sofia sebelum melanjutkan pendidikan S3 di London School of Economics dan MIT.
Dalam voting yang dilakukan oleh pejabat negara-negara Eropa, Georgieva mengalahkan tiga kandidat lain. Mereka yaitu Jeroen Dijsselbloem (mantan menteri keuangan Belanda), Nadia Calvino (menteri keuangan Spanyol), dan Olli Rehn (gubernur bank sentral Finlandia).
Secara prosedur, negara-negara anggota IMF bisa mengajukan calon hingga 6 September 2019. Setelah itu, Dewan IMF akan mewawancarai calon yang telah diajukan sebelum ditentukan lewat voting oleh anggota pada 4 Oktober 2019.
Selama ini, IMF selalu dipimpin oleh orang berkewarganegaraan Eropa sementara jatah jabatan presiden Bank Dunia dimiliki oleh Amerika Serikat.
Christine Lagarde yang menjabat sebagai bos IMF sejak 2011 mengundurkan diri usai menjadi kandidat kuat untuk menjadi Managing Director ECB. Saat itu, Lagarde menghadapi tugas berat karena dua bos IMF sebelumnya, yakni Strauss-Kahn dan Rato terjerat skandal. Dengan begitu, tugas utama Lagarde mengembalikan reputasi IMF sekaligus mendukung ekonomi Eropa yang mengalami krisis.
Georgieva yang digadang-gadang bakal menjadi bos IMF akan menghadapi tantangan yang tidak mudah. Saat ini, ekonomi global menghadapi permasalahan yang lebih kompleks dibanding delapan tahun silam.
AS dan China misalnya, masih terus bersitegang soal isu perdagangan dalam dua tahun terakhir. Sementara, bank sentral di seluruh dunia mulai mengendurkan kebijakan moneter untuk pertama kali di tengah ancaman perlambatan ekonomi global.
"Siapapun yang akan menjadi bos IMF harus siap untuk perang. Perang yang dimaksud yaitu perang dagang, perang mata uang, itu risiko-risiko mendesak yang harus segera diselesaikan," kata Chief Investment Officer Kleinwort Hambros, Mouhamme Chaoukeir.
Editor: Rahmat Fiansyah