Wakili Jokowi, JK Hadiri Belt and Road Forum 2019 di China

BEIJING/JAKARTA, iNews.id - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) hadir mewakili Presiden Joko Widodo dalam Belt and Road Forum (BRF) yang kedua di China. Sebelumnya, Jokowi hadir dalam pertemuan pertama yang digelar pada Mei 2017.

JK bersama delegasi Indonesia tiba di Bandara Internasional Beijing pada Rabu (24/4/2019) sore waktu setempat. Kedatangan RI 2 itu disambut oleh Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun dan Dubes China untuk Indonesia, Xiao Qian.

Baca Juga

Biaya Operasional Naik, Pengusaha Kapal Minta Menhub Sesuaikan Tarif Penyeberangan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir mengatakan, JK akan hadir dalam BRF di Beijing pada 26-27 April 2019. Indonesia telah menyiapkan sejumlah isu yang akan disampaikan dalam forum internasional tersebut.

"Beberapa isu yang akan disoroti oleh Wapres adalah pentingnya sinergi dalam konteks BRI (Belt and Road Initiative), khususnya national development strategy," kata Arrmanatha saat press briefing di Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Sejumlah menteri turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan.

Menlu Retno Marsudi mengatakan, JK akan bertemu dengan Wakil Presiden China Wang Qishan pada siang hari dan Presiden Xi Jinping pada sore harinya. Pada malam nanti, JK akan menghadiri makan malam bersama sejumlah pimpinan perusahaan asal China.

JK akan berbicara dalam forum puncak pada Sabtu (27/4/2019) pada sesi ketiga yang membahas soal tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's) 2030. Selain SDG's, forum tersebut akan membahas dua isu lain yaitu konektivitas dan sinergi kebijakan.

Retno menambahkan, JK juga telah membawa misi untuk mendongkrak ekspor CPO ke China. Sementara dirinya menandatangani protokol impor manggis dari Indonesia bersama Menteri Bea Cukai China, Ni Yue Feng.

"Kami terus berupaya agar ekspor buah tropis dari Indonesia ke Tiongkok ini dapat terus ditingkatkan dalam rangka mempersempit atau menurunkan defisit yang terjadi antara Indonesia dan Tiongkok," ujarnya.

Editor: Rahmat Fiansyah