Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia hingga Maret 2026, BMKG Imbau Warga Siaga Banjir dan Longsor
JAKARTA, iNews.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem dalam beberapa bulan ke depan. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan, fenomena tersebut terjadi akibat peralihan musim serta pengaruh suhu muka laut yang masih hangat di sejumlah wilayah Indonesia.
“Cuaca ekstrem ini kami perkirakan akan berlangsung dari November 2025 hingga Februari 2026. Kondisi ini dipicu oleh masa peralihan musim dan suhu muka laut yang masih hangat,” ujar Guswanto, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, indeks iklim global juga berperan terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia. Meskipun fenomena La Nina saat ini berada pada fase lemah dan mendekati netral, efeknya masih terasa di beberapa wilayah utara Indonesia. “Selain itu, karakteristik cuaca di musim peralihan juga memicu hujan lebat, angin kencang, hingga potensi puting beliung,” tambahnya.
BMKG mencatat, wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan berada di Jawa bagian tengah dan selatan, termasuk Jawa Barat dan Jawa Tengah, karena secara statistik merupakan kawasan paling rawan. Sementara itu, wilayah Maluku, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara juga masih berpotensi mengalami hujan intensitas tinggi dalam beberapa waktu ke depan.
“Dari data yang kami lihat, wilayah selatan Jawa menjadi area yang cukup rawan hingga awal Desember nanti. Pergerakan sistem cuaca seperti Madden Julian Oscillation menunjukkan aktivitas hujan akan kembali meningkat di kawasan selatan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Guswanto menegaskan, BMKG telah memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “BMKG memiliki 198 unit pelaksana teknis di seluruh provinsi. Kami terus berkoordinasi dengan BPBD, BNPB, PUPR, dan instansi terkait lainnya untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana,” katanya.
Terkait sistem peringatan dini, BMKG memastikan seluruh kanal informasi dapat diakses oleh masyarakat secara real-time. “Sistem peringatan dini cuaca ekstrem BMKG siap dan bisa diakses melalui aplikasi Info BMKG, situs cuaca.bmkg.go.id, serta layanan nowcasting.bmkg.id yang menampilkan prakiraan cuaca hingga empat jam ke depan,” terang Guswanto.
Sebagai langkah mitigasi, BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk memastikan saluran drainase tidak tersumbat, memperkuat struktur bangunan, serta memangkas dahan pohon yang berpotensi tumbang. Selain itu, warga di daerah perbukitan juga diminta waspada terhadap risiko longsor.
“Kami mengimbau agar masyarakat rutin memantau informasi cuaca resmi BMKG melalui aplikasi dan media sosial resmi. Koordinasi antara instansi dan masyarakat perlu ditingkatkan agar langkah evakuasi dan penanganan darurat bisa berjalan efektif,” pungkasnya.
Editor: Abdul Haris