Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Mata Elang Setop Paksa Mobil di Depok, Berujung Perusakan dan Penganiayaan
Advertisement . Scroll to see content

Nasib Warga Cari Gas Elpiji 3 Kg, Sudah Lelah Mengantre Tak Kebagian Berujung Ribut

Selasa, 04 Februari 2025 - 08:17:00 WIB
Nasib Warga Cari Gas Elpiji 3 Kg, Sudah Lelah Mengantre Tak Kebagian Berujung Ribut
Keributan warga dan pemilik pangkalan akibat antrean serta kurangnya stok elpiji 3 kg di Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (3/2/2025). (Foto: iNews/Aimarani)
Advertisement . Scroll to see content

TANGERANG, iNews.id - Ketegangan mewarnai antrean pembelian tabung gas elpiji 3 kilogram di Tangerang, Banten. Pemicunya lantaran warga yang sudah lelah mengantre tak kebagian tabung gas lantaran adanya pembatasan.

Ratusan warga ini rela mengantre panjang untuk membeli gas elpiji 3 kg di salah satu pangkalan di Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (3/2/2025).

Saat antrean panjang, seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Lia tiba-tiba mengamuk dan sempat terlibat keributan dengan pemilik pangkalan. Dia emosi lantaran tidak mendapat gas meski sudah antre berjam-jam.

Pemilik pangkalan kemudian memberikan penjelasan namun tetap tak bisa diterima IRT tersebut.

"Kalau bilang cape, semua juga cape. Saya lelah ini, sudah mengantre, saya bawa anak," ujar IRT tersebut.

Keributan antara IRT dengan pemilik pangkalan ini sempat membuat kegaduhan. Namun perlahan mereda setelah warga diberikan penjelasan pasokan dibatasi Pertamina.

Dari kejadian ini yang berulang dalam beberapa hari terakhir, warga meminta pemerintah membatalkan kebijakan melarang penjualan di tingkat pengecer. Sebab kebijakan ini menyulitkan masyarakat.

Meski harga di pangkalan lebih murah, Rp19.000 di tingkat pangkalan dibandingkan harga eceran Rp24.000 di warung, kelangkaan ini membuat warga kerepotan.

Selain warga, pemilik pangkalan juga mengaku kerepotan dengan kebijakan larangan penjualan gas 3 kg di tingkat pengecer atau warung kelontong. Pasokan harian hanya 100 tabung dinilai tidak sesuai dengan permintaan masyarakat hingga akhirnya membuat keributan dan antrean panjang.

Editor: Donald Karouw

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut