SDN 5 Arca Winangun Banyumas Jadi Sekolah Inklusi Rujukan

BANYUMAS, iNews.id – Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu, termasuk penyandang disabilitas. Sejak tahun 2011, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Arca Winangun, Purwokerto Timur, Banyumas, ditetapkan sebagai salah satu sekolah inklusi rujukan yang menerima dan mendidik siswa berkebutuhan khusus.

Saat ini, terdapat 56 siswa dengan beragam kondisi, mulai dari down syndrome, tunadaksa, slow learner hingga speech delay. Untuk mendukung proses belajar, sekolah menyiapkan 14 tenaga pendidik yang terdiri dari guru kelas dan guru pendamping khusus. Peran mereka tidak hanya sebatas mengajar, tetapi juga menjadi sahabat, penguat, bahkan keluarga kedua bagi para siswa.

Baca Juga

Kemenag Tunda Gelaran MHQ Internasional bagi Disabilitas Netra, Ini Penyebabnya

Sejumlah siswa mengaku senang bersekolah di SDN 5 Arca Winangun karena memiliki banyak teman serta guru yang ramah dan membimbing dengan sabar. Lingkungan inklusif ini tidak hanya memberi manfaat bagi siswa berkebutuhan khusus, tetapi juga membentuk karakter siswa reguler agar terbiasa hidup berdampingan, saling membantu, dan menumbuhkan sikap toleransi.

Baca Juga

Penyandang Disabilitas Meriahkan Karnaval HUT ke-80 RI, Iringi Mobil Hias Kemensos

Kepala Sekolah SDN 5 Arca Winangun, Aminah Agustina, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen penuh dalam menjalankan pendidikan inklusi.
 “Kebijakan pemerintah menegaskan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan. Karena itu, kami menerima anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan siswa reguler. Dukungan dari Dinas Pendidikan juga sangat besar, mulai dari asesmen, parenting, hingga kegiatan pendukung lainnya,” ujarnya.

Baca Juga

Pengidap Sakit Kronis Ajukan Gugatan ke MK, Minta Diakui sebagai Disabilitas

Selain pembelajaran di kelas, sekolah menyediakan ruang bina diri untuk melatih keterampilan motorik siswa berkebutuhan khusus sekaligus menggali minat dan bakat mereka. Materi pelajaran yang diberikan tetap sama dengan siswa reguler, hanya saja didampingi guru khusus agar kebutuhan belajar mereka tetap terpenuhi.

Editor: Komaruddin Bagja