Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Heboh, Mayat Bayi Ditemukan di Selokan Perumahan Bekasi, Polisi Turun Tangan
Advertisement . Scroll to see content

Klarifikasi Pihak RSUD Kota Bekasi Soal Kelumpuhan Ratih

Sabtu, 05 Juli 2025 - 19:25:00 WIB
Klarifikasi Pihak RSUD Kota Bekasi Soal Kelumpuhan Ratih
Klarifikasi Pihak RSUD Kota Bekasi Soal Kelumpuhan Ratih
Advertisement . Scroll to see content

BEKASI, iNews.id -  Ratih Rainada, warga Kota Bekasi, mengaku mengalami kejadian memilukan saat menjalani operasi caesar di RSUD Kota Bekasi pada September 2024. Ia menyatakan bahwa bius yang diberikan tidak bekerja secara efektif, dan rasa sakit tetap ia rasakan selama proses pembedahan berlangsung.

“Saya sempat teriak karena kesakitan, tapi dokter hanya menyuruh saya mengangkat kaki,” ujar Ratih saat menceritakan kembali kejadian tersebut dalam iNews Files.

Pascaoperasi, kondisi tubuh Ratih semakin melemah. Ia mengalami gangguan motorik yang membuatnya tidak bisa berjalan normal. Setelah beberapa bulan, Ratih kembali ke RSUD untuk memeriksakan kondisi fisiknya. Di sana, ia mendapatkan diagnosis kerusakan tulang belakang yang memerlukan pemasangan pen logam sebagai penanganan lanjutan.

Namun, harapan untuk sembuh justru berbalik menjadi keputusasaan. Setelah operasi pen dilakukan, keluhannya semakin parah. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuh, hingga ia tidak bisa duduk sama sekali. Berbagai diagnosa muncul—mulai dari dugaan TB tulang, kerusakan saraf, hingga masalah gula darah tinggi—namun tak ada satu pun yang memberi kepastian medis.

Untuk meluruskan informasi yang beredar, dr. Riza Maulana Nasution, Ketua Komite Medik RSUD Kota Bekasi, menjelaskan hasil audit dan penelusuran medis yang dilakukan terhadap kasus Ratih.

“Saya memang tidak menangani langsung, tapi saya mengaudit kasus ini. Setelah Ratih masuk IGD pada bulan Desember, ia diperiksa oleh dr. Werda yang sejak awal mencurigai adanya TBC paru yang kemudian berkembang menjadi TBC tulang belakang,” jelas dr. Riza.

Penelusuran lanjutan dilakukan melalui pemeriksaan MRI menyeluruh dari leher hingga tulang ekor. Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi tulang servikal Ratih sudah rapuh dan bernanah, sehingga menimbulkan risiko serius terhadap sistem pernapasan.

“Kami sudah sampaikan bahwa operasi tidak bisa dilakukan sekaligus. Risikonya, termasuk potensi kelumpuhan, sudah dijelaskan dan disetujui pihak keluarga,” terang dr. Riza.

Tim medis juga mencatat bahwa konsumsi obat TB oleh Ratih tidak berjalan lancar, kemungkinan karena efek samping yang membuatnya tidak nyaman.

“Obat itu bikin saya batuk dan sesak napas,” kata Ratih mengomentari pengobatan yang dijalaninya.

Akibat kondisi tulang yang rapuh, posisi pen logam yang dipasang pun mengalami pergeseran, yang memperburuk rasa sakit yang dialaminya. RSUD menegaskan bahwa seluruh prosedur dilakukan sesuai standar medis, dan semua data terbuka jika dibutuhkan audit atau penelusuran lebih lanjut.

Dalam iNews Files, dr. Kusnanto Saidi, Direktur RSUD Kota Bekasi, menegaskan bahwa tidak ada unsur kelalaian dalam penanganan kasus ini.

“Tidak ada malapraktik di RSUD. Kami telah membawa seluruh tim medis untuk menjelaskan langsung. Tidak benar ada pernyataan dari kami bahwa keluarga pasien menuntut berlebihan,” tegas dr. Kusnanto.

Ia juga menanggapi komentar negatif di media sosial yang menyebut rumah sakit tidak profesional dan menyalahkan keluarga pasien.

“RSUD adalah rumah milik rakyat. Kepercayaan publik harus dijaga. Karena itu, kami mengundang keluarga dan menjelaskan langsung penyakit yang dialami Bu Ratih,” lanjutnya.

Wali Kota Bekas Tri Adhianto Tjahyono  yang turut hadir dalam pertemuan itu menyatakan dukungan penuh terhadap proses penyembuhan Ratih dan komitmen rumah sakit dalam memberikan pelayanan terbaik.

“Kesembuhan itu tergantung pada tiga hal: takdir Allah, kepatuhan minum obat, dan kesiapan fasilitas. Kami pastikan RSUD siap memberikan pelayanan terbaik,” kata Kus

Sementara itu, orang tua Ratih menyampaikan permohonan dan harapan yang sangat sederhana: agar anak mereka bisa sembuh dan kembali menjalani hidup secara normal.

“Saya cuma ingin anak saya bisa duduk, bangun, jalan lagi. Dia tulang punggung keluarga, anaknya empat,” ujar ibunda Ratih dengan suara bergetar.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut