Arbani Yasiz & Beby Tsabina Deg-degan Menunggu Hasil Rompis

JAKARTA, iNews.id - Sukses dengan serialnya, Roman Picisan (Rompis) kini diusung ke layar lebar. Film yang akan tayang 16 Agustus ini digarap oleh sutradara Monty Tiwa.

Menunggu tanggal tayang yang kurang beberapa minggu lagi, membuat Arbani Yasiz merasa deg-degan. Dia penasaran akan seperti apa hasilnya, meski sudah tahu jalan cerita dari skenarionya.

Baca Juga

Insomnia pada Anak, Ini 4 Jenis dan 5 Penyebabnya yang Patut Diwaspadai

"Gue jujur deg-degan nanti lihat hasilnya. Karena di skenario sama hasilnya, pasti bakal beda. Kita akan lihat benar-benar hasilnya, ya pas tayang," ujar Arbani Yasiz saat berkunjung ke kantor Redaksi iNews.id, Gedung iNews Center, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2018).

Banyaknya film remaja yang bermunculan, tentunya membuat Rompis harus memiliki kisah yang berbeda dan menarik. Terlebih film ini juga sudah memiliki penggemar yang sebelumnya mengikuti serialnya dan penasaran seperti apa versi dalam layar lebar.

Meski telah memiliki banyak penggemar, namun semua pemain merasa deg-degan dengan hasil yang dibesut oleh Monty Tiwa. Mereka berharap Rompis The Movies ini bakal disukai oleh penggemar, serta orang yang belum pernah mengikuti serialnya.

"Kita belum tahu hasilnya kan? Jadi, kita berharap sekali sih semua orang bisa suka dengan filmnya," ujar Beby Tsabina.

Rompis menceritakan perjalanan Roman (Arbani Yasiz) yang harus berpisah dengan Wulan (Adinda Azani) karena melanjutkan kuliah di Belanda bersama Sam (Umay Shahab). Mereka pun harus menjalani hubungan jarak jauh.

Kisah romansa antara Roman dan Wulan yang mulanya berjalan lancar, mulai terganggu oleh kehadiran Meira, seorang mahasiswi yang menjadi sahabat baru Roman di Belanda. Mengetahui bahwa Roman sedang dekat dengan Meira, Wulan pergi menyusul Roman ke Belanda secara diam-diam. Wulan yang ditemani oleh Sam mendatangi Roman di kampusnya dengan penuh rasa rindu. Berharap disambut mesra, di sana Wulan justru melihat kedekatan Roman dan Meira yang membakar rasa rindunya menjadi cemburu.

Editor: Adhityo Fajar