Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tembus 65 Juta Penonton, Kemenekraf Perkuat Ekosistem Film ke Level Internasional
Advertisement . Scroll to see content

Bangkitnya Perfilman Nasional, 8 Warriors Cinta dan Tanah Air Diangkat dari Kisah Nyata!

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:06:00 WIB
Bangkitnya Perfilman Nasional, 8 Warriors Cinta dan Tanah Air Diangkat dari Kisah Nyata!
Bangkitnya Perfilman Nasional, 8 Warriors Cinta dan Tanah Air Diangkat dari Kisah Nyata! (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Usai pandemi Covid-19 perfilman Indonesia mengalami kebangkitan. Para sineas mulai berkreasi membuat film berkualitas untuk disajikan kepada masyarakat. 

Terbaru adalah film 8 Warriors Cinta dan Tanah Air yang diangkat dari kisah nyata. Film drama aksi yang berdasarkan peristiwa nyata pada perang 10 November 1945 di Surabaya ini diperankan oleh delapan  sahabat yang turut andil dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Revolusi terbesar dan paling kelam sepanjang sejarah perang Indonesia ini, dijanjikan akan tergambar secara epik dengan mengandalkan perpaduan teknis antara real shot dengan sentuhan teknologi visual canggih. Film yang dipastikan epik dan kolosal ini, dipercayakan pada duo Sutradara Jaya Tamalaki dan Djo Arko.

Jaya Tamalaki mengatakan, cerita film ini sebenarnya sudah selesai ditulis tahun lalu. Kronologis peristiwa dan peran tokoh-tokoh besar lainnya juga ditampilkan dengan runut dalam film nanti. Kemasan kreatif juga dibuat semenarik mungkin agar menjadi tontonan film Sejarah yang fresh dan tidak membosankan.

"Harapannya bisa menjadi salah satu pemantik jiwa nasionalisme dan cinta Tanah Air para generasi muda kita yang saat ini hampir terdegradasi oleh serbuan tayangan asing yang dominan, sehingga mengancam identitas kebangsaan, budaya, dan nasionalismen kita," ujar Jaya Tamalaki melalui keterangannya dikutip Kamis (28/3/2024).

Sedangkan Djo Arko yang berpenampilan nyentrik mengatakan, film 8 Warriors ini memiliki tingkat kesulitan tinggi yang harus disikapi dengan serius. Seperti menghadirkan kembali environment kota Surabaya pada masa lampau berikut suasana perang besarnya yang dilakoni oleh ribuan orang baik di darat, laut, maupun udara. 

"Tantangan berat ini, perlu konsep matang yang dipastikan akan memadukan teknis real shot dengan teknologi visual 
modern atau yang populer disebut dengan CGI (Computer Generated Imagery). Saya percaya pada team kami, akan mampu merealisasikan film mendekati suasana aslinya," kata Djo Arko.

"Begitulah selama ini yang menjadi persoalan kurang kompetitifnya film Indonesia di level nasional maupun Internasional, sebenarnya bukan terletak pada SDM, tapi pada keterbatasan kemampuan dan keberanian investor, serta minimnya penulis yang andal dalam membuat karya besar," kata Jaya Tamalaki.

Dia menyebut, film 8 Warriors, Cinta dan Tanah Air adalah film yang berbeda dan berani melawan arus. Film ini memilih tempat di rumah Lodji Besar kampung Peneleh Surabaya, kawasan kampung Sejarah di mana para tokoh Bangsa lahir di sana, seperti Soekarno, HOS Cokroaminoto, Roeslan Abdulgani, dan beberapa tokoh lainnya. Golden Picture (Jakarta – Indonesia), memulai tahap persiapan produksi film layar lebar bergenre drama action yang diberi judul 8 Warriors, Cinta dan Tanah Air.

Film ini berdasarkan kisah nyata perang besar 10 November 1945 yang diantarkan oleh delapan sahabat pejuang. Bisa dikatakan film ini adalah versi paling mewakili Arek-Arek suroboyo yang begitu gagah berani mengorbankan nyawanya demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru saja diraih. Bangsa Asing menyebut perang tersebut adalah salah satu tragedi paling kelam yang pernah terjadi di dunia.

Para pejuang bagaikan gelombang besar tanpa henti yang terus melawan tentara sekutu di kota Surabaya, hingga menelan puluhan ribu korban jiwa dan tewasnya para petinggi sekutu. Keseriusan Golden Picture menghadirkan film kolosal kebangsaan yang berkualitas tampaknya benar-benar dipersiapkan dengan matang. Selain melakukan perekrutan team para sineas yang profesional, bahkan berani membuat studio alam untuk membangun berbagai set sudut Kota Surabaya dan beberapa gedung penting yang melekat pada peristiwanperang.

“Saat itu kota Surabaya sudah padat, ramai, dan unik. Karena itu semua prototype yang kami pilih harus dikloning dalam studio terbuka agar mirip aslinya. Untuk membangun lokasi ini, setidaknya kami membutuhkan lahan kurang lebih seluas 15 hektare. Keputusan itu harus kami buat, karena titik-titik lokasi yang asli sudah berubah total sehingga tidak memenuhi syarat lagi sebagai lokasi shooting," kata Anton Firmansyah selaku Produser.

Reyniel Fero selaku produser dalam film ini menambahkan, projek yang sedang direalisasikan ini bukan film biasa seperti 
yang pernah dibuat sebelumnya di dalam negeri. Tentu secara otomatis membutuhkan biaya yang memadai sesuai konsep besarnya.

"Tetapi kita kesampingkan dulu soal besar kecilnya biaya, yang penting target skala perioritas kami adalah hasil dari film ini mampu bermanfaat besar, terutama bagi para generasi bangsa," kata Fero.

Setelah melakukan berbagai lawatan dan berdiskusi dengan beberapa tokoh nasional, sejarahwan, budayawan, akademisi, dan pihak terkait lainnya, film 8 Warriors Cinta dan Tanah Air mendapat respons positif dan antusiasme dari semua kalangan.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut