Kisah Ratu Inggris Mengucapkan Alhamdulillah saat Wafat di Film Victoria & Abdul

JAKARTA, iNews.id – Victoria & Abdul adalah film drama biografi kisah nyata pada 2017. Film ini dibintangi Judi Dench, Ali Fazal, Eddie Izzard, Tim Pigott-Smith (dalam peran film terakhirnya), Adeel Akhtar dan Michael Gambon.

Film yang ber-setting zaman penjajahan Inggris ini menceritakan tentang persahabatan Ratu Victoria dengan seorang pemuda India bernama Abdul Karim. Film tersebut disutradai Stephen Frears dan diproduseri Tim Bevan, Eric Fellner, Beeban Kidron serta Tracey Seaward, dengan naskah ditulis Lee Hall terinspirasi buku Victoria & Abdul karya Shrabani Basu. 

Baca Juga

Potret Cantik Niena Kirana, Istri Eks Menpora Dito Ariotedjo yang Dilamar di Depan Kakbah

Abdul yang berhasil membuat pandangan Ratu Victoria terhadap kehidupan semakin berawarna. Selama ini di masa tuanya dia kesepian setelah suaminya, Pangeran Albert meninggal dunia.

Ini membuat kedekatan Abdul dan Ratu semakin erat. Namun, kedekatan itu justru menimbulkan kontroversi bagi anggota keluarga kerajaan. Ini karena kala itu dinilai aneh dan mencurigakan.

Baca Juga

Viral Mobil Polisi Terangkat Portal Trotoar saat Razia

Abdul Karim adalah seorang petugas penjara muda dari Agra, India, yang ditugaskan ke Britania Raya bersama rekannya Muhammad untuk menghadiri acara Yubileum Emas Ratu Victoria (Judi Dench) pada 1887. Dia bertugas memberikan hadiah kepada Ratu Victoria berupa mohur, koin emas yang telah dicetak sebagai tanda penghargaan dari India yang diperintah Britania Raya.

Sesampainya di Inggris, Abdul dan rekannya diajarkan bagaimana cara bersikap di depan Ratu Victoria. Mayor Bigge selaku pengurus rumah tangga kerajaan menegaskan Abdul dan Muhammad dilarang keras untuk menatap Ratu, dan harus menunduk di hadapannya.

Hingga tiba harinya, dalam acara itu Ratu sangat bosan dan tidak bersemangat. Sampai saat bertemu dengan para utusan India, Abdul yang sangat grogi tak sengaja menatap ke arah ratu dan mereka saling bertatapan.

Dari kejadian itulah Ratu mulai melihat Abdul yang gagah berani dan tampan. Itu membuat ratu memutuskan untuk tidak memulangkan para utusan dari India itu.

Dalam acara perjamuan Ratu, mereka diminta menjadi pelayan dan mengantarkan hidangan kepada Ratu. Lagi-lagi Abdul berulah, dia mencoba mengajak bicara Ratu dan mencium kaki Ratu seperti adat yang ada di India.

Orag sekitar tercengang, dan menilai perbuatan Abdul itu tidak sopan. Kelakuan Abdul membuat Mayor Bigge marah besar. Namun siapa sangka, setelah kejadian itu Ratu justru menginginkan Abdul dan Muhammad dijadikan pelayan pribadinya.

Keesokan harinya, Abdul menjalani pekerjaan sebagai pelayan pribadi Ratu Victoria. Berbeda dengan pelayan lainnya, Abdul banyak menceritakan hal seru dan membuat Ratu Inggris antusias mendengarkannya.

Sikap Abdul yang sangat ramah, dan membukakan mata Ratu tentang dunia luar itu membuat kedekatan antara keduanya semakin erat. Sampai-sampai Ratu mempelajari kebudayaan India, Bahasa Urdu, hingga beberapa ayat Alquran.

Kedekatan yang semakin erat dan mulai menyimpang dari kebiasaan bangsawan, itu membuat seluruh kerajaan resah dengan keberadaan Abdul di sisi sang Ratu. Sampai-sampai anaknya Pangeran Edward VII, juga ikut turun tangan memisahkan kedekatan keduanya.

Namun hal itu tidak berpengaruh besar, Abdul selalu ada di sampingnya. Dalam film itu juga menggambarkan ketika Abdul membimbing kepergian sang Ratu hingga mengucapkan Alhamdulillah, dan pergi untuk selama-lamanya.

Setelah Ratu meninggal, Abdul pulang ke India setelah semua barang miliknya yang diberikan sang Ratu dibakar habis oleh keluarga kerajaan. Hanya menyisakan satu peninggalan liontin pemberian Ratu yang disembunyikan istri Abdul.

Setelah kembali ke India pun, Abdul tetap setia dengan mencium kaki sang Ratu yang berdiri kokoh di dekat Masjid Taj Mahal. Delapan tahun berlalu, Abdul pun meninggal dunia sebagai seorang India yang setia dengan Ratu Kerajaan Inggris, Ratu Victoria.

Editor: Dani M Dahwilani