Perankan Karakter Gadis Bogor di Jeritan Malam, Cinta Laura Kesulitan Bicara Bahasa Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Aktris Cinta Laura Kiehl sangat lekat dengan aksen dan gaya bicaranya yang mencampurkan antara bahasa Indonesia dan Inggris. Lama dan besar di negeri Paman Sam, membuat Cinta Laura agak kesulitan untuk fasih berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
Hal itu pula yang menjadi tantangan saat dia harus berperan sebagai gadis Bogor di film horor terbarunya yang berjudul Jeritan Malam. Di film garapan Rocky Soraya tersebut, Cinta berperan sebagai Wulan, seorang gadis asal Bogor yang memiliki karakter kalem, manis, dan lembut.
"Di film Jeritan Malam nama karakter aku, Wulan. Aku ceritanya jadi pacarnya Reza, yang diperankan oleh Herjunot Ali. Aku sangat interested dengan karakter Wulan ini sangat beda dengan karakter aku," tutur Cinta Laura di acara peluncuran trailer Jeritan Malam di Gedung Soraya Intercine Film, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019).
Tak hanya dari segi karakter yang jauh berbeda antara Wulan dan Cinta Laura, tantangan lain di film ini adalah penggunaan bahasa Indonesia dalam dialog-dialognya.
"Untungnya banyak kata-kata yang bisa kalau dibelajari. Tapi yang susah itu kalau ada kata 'J' atau 'C' yang buat aku susah banget. Ada beberapa dialog yang diganti, kayak mengganti kata 'juga' menjadi kata yang lain. Karena Bahasa Inggris itu 'J' sama 'C'-nya beda, jadi aku susah sekali, seperti orang Indonesia belajar bahasa Inggris," kata Cinta Laura di hadapan awak media.
Cinta beralasan, hal tersebut karena dia terbiasa menggunakan bahasa Inggris untuk percakapan sehari-hari sejak kecil. Oleh sebab itu, aktris kelahiran 17 Agustus 1993 ini lebih fasih berbahasa Inggris dan kerap mencampurkan bahasa Indonesia dan Inggris ketika diwawancarai atau dalam talkshow.
"Karena aku kan dari kecil bahasa Inggris terus, tapi kalau aku sudah, lebih lama di sini, pasti bahasa Indonesia-nya lebih baik lagi. Aku kan dari Juli di sini, jadi udah sekitar empat bulan di Indonesia, kalau lebih lama lagi, pasti lebih bagus lagi," ucapnya.
Editor: Tuty Ocktaviany