Tari Gending Sriwijaya: Sejarah, Makna, Gerakan, Pelaksanaan yang Wajib Diketahui
JAKARTA, iNews.id - Tari Gending Sriwijaya merupakan tarian asal Palembang, Sumatera Selatan. Tari ini biasanya ditampilkan oleh para gadis untuk menyambut tamu.
Karena sebagai penyambutan, tarian ini mengekspresikan penghormatan sekaligus kegembiraan. Para penari bahkan membawa ramuan khusus yang berisi kapur, sirih, pinang, dan lain sebagainya.
Adapun ulasan lengkap mengenai sejarah, makna, gerakan, dan pelaksanaan tari Gending Sriwijaya adalah sebagai berikut.
Dilansir dari situs Kemdikbud pada Senin (26/12/2022), tari Gending Sriwijaya ada ketika masa penjajahan Jepang di Indonesia. Mulanya, Sumatera Selatan tidak memiliki tarian khusus untuk menyambut tamu, sehingga pemerintah Jepang di Palembang menginstruksikan untuk menciptakannya pada tahun 1942.
Namun karena berbagai masalah politik, tarian penyambutan tamu baru mulai dibuat pada tahun 1943. Pembuatan tarian dimulai dengan menciptakan lagu.
Pada waktu itu, seorang sastrawan dan wartawan, Nuntjik A.R. yang ditunjuk oleh Letkol O.M. Shida menggandeng komponis hebat yang mahir dalam bermain piano, Achmad Dahlan Mahibat. Usai lagu dibuat, syair pun ditulis oleh dua orang tersebut.
Setelah lagu dan syair rampung diciptakan, tarian pun dibuat dari sejumlah komponen dan gerakan tarian tradisional yang sudah ada di Palembang. Penciptaan gerakan tari ini dibantu oleh budayawan RM Akib dan R Husin Natodoradjo.
Tak hanya itu, ahli tari Sukaenah A. Rozak juga digandeng dalam penciptaan tari Gending Sriwijaya. Untuk ditampilkan pertama kali, Miss Tina haji Gung dipercaya mengurusi properti dan busana yang akan dikenakan oleh penari.
Usai berhasil diciptakan, para penari pun diarahkan untuk menjalani latihan rutin. Lalu pada bulan 2 Agustus 1945, tarian ini pertama kali ditampilkan untuk menyambut pejabat-pejabat Jepang dari Bukit Tinggi.
Secara harfiah, Gending Sriwijaya memiliki arti ‘irama Kerajaan Sriwijaya’. Setiap gerakan dalam tarian ini bahkan memiliki makna tersendiri.
Namun secara keseluruhan, makna dari tarian Gending Sriwijaya adalah penggambaran orang-orang Palembang yang rendah hati, peduli, gotong royong, mandiri, serta tawakal. Adapun makna setiap gerakan tari Gending Sriwijaya adalah sebagai berikut.
Perlu diketahui bahwa tarian Gending Sriwijaya terdiri dari beberapa gerakan, termasuk jentikan jari tengah dan ibu jari. Makna dari gerakan ini adalah kerja keras dan kedisiplinan yang tertanam dalam diri orang-orang Palembang.
Selain menjentikkan jari, penari Gending Sriwijaya juga akan melakukan sembah berdiri. Gerakan ini ditandai dengan menangkupkan kedua telapak tangan seperti orang yang sedang berdoa.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan rasa hormat kepada sesama manusia. Selain itu, makna dari gerakan ini adalah untuk menunjukkan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain gerakan, daun sirih yang digunakan sebagai properti tarian juga memiliki makna tersendiri. Adapun maknanya adalah kerendahan hati, budi pekerti yang luhur, dan kesetiaan.
-Gerakan tari Gending Sriwijaya dimulai dengan sembah berdiri, dimana penari harus menangkupkan kedua telapak tangan seperti orang yang sedang berdoa sambil kaki berjinjit.
-Menundukkan kepala dan badan.
-Sambil tetap dalam posisi sembah, penari menggeser kaki kanan ke arah kanan dengan kaki kiri yang masih berjinjit.