Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tangis Reza Rahadian Pecah atas Kemenangan Film Pangku di FFI 2025
Advertisement . Scroll to see content

Tembus 65 Juta Penonton, Kemenekraf Perkuat Ekosistem Film ke Level Internasional

Minggu, 23 November 2025 - 18:16:00 WIB
Tembus 65 Juta Penonton, Kemenekraf Perkuat Ekosistem Film ke Level Internasional
Kemenekraf memperkuat ekosistem perfilman Indonesia agar mendunia. (Foto: Annastasya Rizqa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Industri perfilman Indonesia makin gencar dan berdampak pesat bagi perekonomian kreatif. Berdasarkan data dari Bicara Box Office, jumlah penonton film Indonesia hingga pertengahan November 2025 telah mencapai sekitar 65 juta penonton. 

Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif pun mendorong majunya sineas Tanah Air melalui program Akselerasi Kreatif (AKTIF) Subsektor Film dan Animasi: Bootcamp Distribusi dan Promosi di Jakarta pada 21–23 November 2025. 

Kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat kapasitas sineas muda sekaligus memperluas akses distribusi serta promosi karya film di pasar domestik dan internasional.

"Akselerasi kreatif adalah program untuk peningkatan talenta berkualitas. Jadi, sudah talenta berkualitas, ini masih kami skill up lagi. Skill up-nya untuk apa? Terutamanya membuka jalur distribusi dan komersialisasi," ungkap Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu dalam acara AKTIF di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (23/11/2025).

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) jumlah film nasional yang rilis di bioskop pada 2025 berjumlah 178 judul film. Rahayu menjelaskan momen itu merupakan bukti kualitas dan kuantitas dari industri perfilman Indonesia dan peluang besar masuk ke pasar global.

"Jadi ini animator Indonesia sebenarnya kualitasnya gak usah diragukan lagi. Karena sebenarnya udah banyak banget sih yang went to global market sebelumnya," tambah Rahayu.

Program AKTIF ini dirancang untuk mendorong hilirisasi karya perfilman agar tidak berhenti pada proses kreatif semata, tetapi berkembang menjadi produk bernilai ekonomi yang mampu bersaing secara global. 

Pendekatan ini menjadi bagian dari strategi penguatan ekosistem perfilman nasional yang berorientasi pada keberlanjutan.

Isu penguatan sumber daya manusia juga menjadi perhatian utama. Deputi Rahayu menilai bahwa meskipun kualitas kreator Indonesia sudah terbukti kuat, tantangan terbesar justru terletak pada bagaimana menemukan, memetakan, dan menghubungkan talenta unggul dengan kebutuhan industri. 

"Growth terbesar dari subsektor ekonomi kreatif adanya di subsektor film, animasi, dan video. Nah, sekarang bisa dilihat juga dari data-data sekarang per bulan November, kelihatan bahwa baik animasi maupun film juga melesat. Jadi growth-nya bagus," jelasnya.

Tahun ini, kurator profesional Sastha Sunu, Adrian Jonathan Pasaribu, dan Ayu Diah Cempaka menyeleksi 61 pendaftar kategori film, dari 35 karya dipilih untuk mengikuti bootcamp. Peserta berasal dari komunitas kreatif hingga rumah produksi, dengan fokus kesiapan karya untuk memasuki pasar.

Sementara itu, program animasi turut menghadirkan talenta dari berbagai daerah yang telah memiliki konsep dan IP matang, serta membutuhkan penguatan di sisi model bisnis, distribusi, dan kesiapan market.

Dari keseluruhan peserta, tiga karya terbaik berkesempatan memperoleh fasilitasi promosi di JAFF Market dan Asia TV Forum & Market 2025 Singapura sebagai jalur strategis menuju pasar internasional. Direktur Film, Animasi, dan Video Kementerian Ekraf Doni Setiawan menyoroti pentingnya jembatan antara proses produksi dan distribusi. 

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut