Viu Ajak Remaja Indonesia Lebih Kreatif lewat Festival Film Pendek
JAKARTA, iNews.id - Generasi Z yang kini masih duduk di bangku sekolah merupakan penerus bangsa dan berkompetisi di dunia persaingan global. Karena itu, pemuda yang kreatif dan produktif sangat dibutuhkan untuk Indonesia ke depannya.
Melihat kondisi ini, perusahaan layanan video over-the-top Viu mengajak para anak-anak muda yang masih duduk di bangku sekolah untuk produktif dan kreatif di bidang kesukaannya. Khususnya bagi para siswa yang menekuni bidang perfilman.
"Generasi Indonesia ke depan harus berubah menjadi produktif, bukan konsumtif. So, dengan spirit ini kita melakukan inisiatif bernama Viu Shorts! Sebuah festival untuk siswa yang akan diadakan di 17 kota," kata Country Head Viu Indonesia Varun Mehta saat konferensi pers di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Varun menjelaskan, sesuai namanya, Viu Shorts! merupakan festival film pendek mencakup lokakarya produksi film untuk siswa di 17 kota seluruh Indonesia. Nantinya pada siswa ini juga akan bertemu para mentor yang membimbing di setiap kota.
Untuk prosesnya, film pendek yang diproduksi selama Viu Shorts! di 17 kota ini akan dievaluasi, dinilai, dan pemenangnya akan diumumkan pada Mei 2019 mendatang. Bagaimana kriteria pemenang yang dicari?
Sutradara dan penulis naskah Indonesia, Dirmawan Hatta yang turut terlibat untuk program Viu Shorts! ini mengatakan, karya film pendek tersebut harus karya original yang autentik.
"Berdasarkan kaidah bagaimana film yang baik, salah satunya ide orisinil, autentik itu yang kita cari. Keautentikan itulah yang kita cari dari 17 kota yang berbeda-beda ini, selebihnya kriteria film lah (alur, sinematografi, pencahayaan, dan lain-lain)," kata sutradara Optatissimus (2013).
Film-film pendek dari para siswa tersebut, tak hanya masuk ke dapur produksi sinematik, tetapi juga ditayangkan pada khalayak nasional maupun internasional.
Selain itu, Viu Indonesia juga berkolaborasi dengan Berkarya! Indonesia melalui Festival Bekraf Habibie Festival 2018 untuk memberikan beasiswa studi sinematografi selama empat tahun di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Editor: Tuty Ocktaviany