Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Riwayat Penyakit Epy Kusnandar sebelum Meninggal Dunia, Depresi hingga Kanker Otak
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Tak hanya tren busana terbaik, album musik terbaik, atau film terbaik yang mendapat sorotan sepanjang 2017. Namun tak kalah penting adalah terobosan-terobosan di dunia medis yang sangat spektakuler tahun ini.

Banyak keajaiban menakjubkan akibat dari terobosan-terobosan medis tersebut, diantaranya inovasi penyembuhan dari kebutaan mata, penyakit kanker yang dapat disembuhkan lewat terapi sel, atau otak implan yang dapat membantu orang lumpuh kembali bergerak.

Berikut ini empat kemajuan medis di dunia seperti dilansir iNews.id dari Daily Beast, Kamis (28/12/2017).

 

Menyembuhkan Kebutaan

Seminggu sebelum Natal, Food and Drug Administration (FDA) menyetujui terapi gen untuk kali pertamanya. Terapi ini membuka jalan untuk menggunakan teknik baru dalam memecahkan masalah medis yang berasal dari mutasi genetik. Salah satunya adalah Leber Congenital Amaurosis (LCA), gangguan pengelihatan mata yang menurunkan kemampuan melihat sampai titik kebutaan untuk beberapa pasien.

Melalui terapi gen, Luxturna, memasok gen RPE65 normal ke sel retina. Ini adalah cairan yang disuntikkan ke mata dengan jarum mikroskopis selama prosedur operasi. Dalam cairan tersebut, ada virus terapi gen yang mengandung gen sehat.

Berdasarkan CNN Health, obat tersebut menambahkan versi ketiga dari gen tersebut, yang mampu memberi kode protein penting bagi  penglihatan.

Salah satu pasien uji klinis Luxturna adalah penyanyi Christian Guardino, yang tampil tahun ini di season 12 "America's Got Talent." Oktober lalu. Guardino kepada komite penasihat FDA mengatakan jika selama 12 tahun pertama hidupnya dihabiskan dalam kegelapan. Namun sekarang ia dapat melihat hal-hal yang tidak dia lihat sebelumnya berkat perawatan tersebut.

 

Luka Bakar dan Kulit Ikan

Korban yang mengalami luka bakar bisa menghadapi masa kritis. Sebab, saat kulit hangus dan lukanya tak tertutup dapat menyebabkan infeksi dan pasien dapat meninggal. Untuk mengatasi ini, di negara berkembang seperti Brazil, menggunakan kulit manusia atau kulit babi. Tapi di sebuah kawasan pesisir kecil Fortazela, dokter telah menemukan solusi yang cerdik, efektif, dan murah. Yakni kulit nila yang disterilkan.

Skala nila ini memiliki kemampuan unik untuk melindungi kulit yang terbakar berkat kandungan protein dan kolagen yang melimpah di kulit nila. Usai didinginkan dan disterilkan, kulit nila ini tetap dapat dipakai dan digunakan selama beberapa tahun ke depan. Faktanya lagi, kulit nila bisa mempercepat waktu penyembuhan luka bakar.

 

Otak Implan untuk Penderita Lumpuh

Pada bulan Maret di Case Western Reserve University, pasien penderita lumpuh karena cedera tulang belakang, Bill Kochevar akhirnya bergerak lewat pikirannya untuk kali pertamanya dalam delapan tahun. Ini terjadi berkat BrainGate2, sistem elektroda yang ditanamkan di otak Kochevar yang dihubungkan dengan seperangkat elektroda lain yang tertanam di otot lengannya.

Hasilnya luar biasa, ia dapat menggerakkan lengannya dan meraih benda-benda, sebuah tindakan yang tampaknya sederhana tetapi rupanya memerlukan serangkaian instruksi yang rumit dari otak sampai ke lengannya.

"Saya berpikir untuk menggerakkan lengan saya dan itu terjadi," kata Kochevar.

 

Terapi Sel Sembuhkan Kanker

Sebuah inovasi medis terbaru yang sedang dilakukan di University of Pennsylvania memberikan harapan bagi orang-orang yang sedang memerangi kanker stadium akhir. Melalui T-cell Chimeric Antigen Receptor (CAR) dapat meningkatkan pertahanan diri terhadap kanker atau flu. Periset sedang mengerjakan rekayasa ulang secara genetis sel T ini dengan molekul CAR di permukaannya sehingga mereka menargetkan sel tumor dan menghancurkan sel kanker.

Bagi pasien kanker otak, ini setidaknya bisa memperpanjang umur. Bahkan, dapat menyingkirkan tumor kanker otak, yang sangat agresif dan menempel pada organ, membuat mereka sulit untuk dimatikan. FDA juga telah memberikan lampu hijau untuk dua terapi sel T-CAR, yakni Kymriah, untuk pasien di bawah 25 yang berjuang melawan leukemia limfoblastik akut, dan Yescarta, untuk pasien limfoma non-Hodgkin.

 

Kira-kira, terobosan keren ini bisa diterapkan di Indonesia, tidak ya?

Editor: Nanang Wijayanto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut