42 Kasus Anak Alami Gangguan Ginjal Akut Misterius Terjadi di DKI Jakarta, 25 Orang Meninggal Dunia
JAKARTA, iNews.id - Indonesia baru-baru ini dihebohkan dengan kasus penyakit ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Terkait hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan, terdapat 42 kasus anak mengalami gangguan ginjal akut misterius.
Data tersebut diambil sejak Januari hingga Oktober 2022. Dengan rincian laporan perbulannya, yakni dua kasus pada Januari, satu kasus di bulan Maret, tiga kasus di bulan Mei.
Kemudian, dua kasus di pada Juni, satu kasus di bulan Juli, dan meningkat tajam pada Agustus hingga 11 kasus. Lalu pada September, ada 19 kasus dan tiga kasus di bulan Oktober.
"Data gangguan ginjal akut misterius DKI Jakarta (periode data 1 Jan-13 Okt 2022)," keterangan laporan dalam instagram Dinkes DKI Jakarta, Jumat (14/10/2022)
Lebih lanjut, dijelaskan, dari total 42 kasus yang ada, diketahui sebanyak 29 kasus berjenis kelamin laki-laki, 13 kasus berjenis kelamin perempuan. Kemudian, 37 di antaranya terjadi pada balita.
Dari 42 kasus tersebut, dilaporkan pula bahwa 25 anak meninggal, lima kasus terjadi di usia anak 5-18 tahun, tujuh kasus dirawat inap dan 10 dinyatakan sembuh.
"Data surveilans kematian DKI Jakarta tidak ada kenaikan tren kematian pada balita dan anak di DKI Jakarta pd th 2022 dan tidak ada kenaikan kematian pada balita dan anak dikarenakan gagal ginjal akut," demikian dikutip dari keterangan dalam Instagram.
Adapun, beberapa gejala ginjal akut misterius yang terjadi pada anak-anak di antaranya demam, diare atau muntah, pilek atau batuk. Kemudian gejala lanjutan dari gangguan ginjal akut misterius pada anak terdapat empat, antara lain;
- Jumlah urin dan frekuensi buang air kecil (BAK) berkurang
- Badan anak membengkak
- Anak kehilangan kesadaran atau mengalami penurunan kesadaran
- Anak mengalami sesak nafas
"Karena belum berhasil akar masalahnya sehingga hanya bila anak ada gejala batuk, pilek panas, diare muntah. Umumnya semua karena panas itu dipantau, produksi urine bila ada penurunan maka harus segera dibawa ke rumah sakit," kata Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) dalam Media Briefing, belum lama ini.
Editor: Siska Permata Sari