5 Cara Efektif Atasi Gerakan Tutup Mulut pada Anak, Orang Tua Harus Tahu!
JAKARTA, iNews.id - Gerakan tutup mulut (GTM) merupakan salah satu fase yang akan dialami anak, terutama saat mereka mulai mengenal makanan padat. Tentunya, hal ini akan membuat orang tua merasa resah dan takut tidak terpenuhinya nutrisi untuk anak.
Perpindahan tekstur tersebut kerap menyebabkan orang tua khawatir, karena anak tampak enggan membuka mulut atau menolak makanan yang ditawarkan. Meski demikian, GTM sebenarnya adalah bagian alami dari perkembangan anak, dan ada beberapa faktor yang dapat memicunya.
Pada umumnya, gerakan tutup mulut terjadi karena anak-anak punya preferensi dan sensitivitas yang berbeda terhadap makanan. Rasa takut mencoba makanan baru, ketidaksukaan terhadap tekstur atau rasa tertentu, serta kelelahan setelah beraktivitas dapat menjadi penyebab.
Selain itu, kebiasaan makan yang kurang baik, seperti makan sambil menonton video, juga dapat membuat anak kehilangan fokus pada makanan. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi medis tertentu. Anak yang sedang tumbuh gigi atau mengalami masalah kesehatan, seperti sembelit atau infeksi, mungkin akan merasa tidak nyaman dan kehilangan nafsu makan.
GTM adalah tantangan yang umum dihadapi orang tua, tetapi dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat, fase ini dapat diatasi. Dengan memberikan dukungan dan menciptakan lingkungan makan yang positif, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan menikmati makanan dengan gembira.
Lantas, bagaimana cara mengatasi gerakan tutup mulut pada anak? Ada beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi GTM dan memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
1. Konsisten Terhadap Jadwal Makan
Membuat jadwal makan yang teratur dan konsisten sangat penting dalam mengatasi GTM. Batasi waktu makan hingga 30 menit dan hindari memberikan camilan di luar jadwal makan, kecuali air putih.
2. Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan
Ciptakanlah lingkungan makan yang nyaman dan menyenangkan kepada anak untuk membuat anak lebih tertarik makan.
3. Berikan Anak Variasi Menu MPASI yang Menarik
Kebosanan dengan menu yang itu-itu saja dapat memicu GTM. Sajikan makanan dengan variasi bentuk, warna, dan rasa yang menarik.
4. Dorong Anak Makan Sendiri
Meskipun menyuapi anak terlihat lebih praktis, mendorong anak untuk makan sendiri dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan.
5. Gunakan Bahan Alami Temulawak
Memilih bahan alami berupa temulawak bisa menjadi alternatif. Temulawak mengandung zat aktif seperti kurkumin yang bisa merangsang produksi empedu dan dapat meningkatkan nafsu makan. Bahan alami ini dapat membantu pencernaan dengan merangsang enzim pencernaan dan membantu penyerapan nutrisi. Anda bisa memberikan ekstrak temulawak yang sudah banyak tersedia di pasaran dalam bentuk sirup atau tablet yang sesuai untuk anak-anak. Pastikan bahan alami tersebut aman dan telah terdaftar di BPOM. Sari Temulawak menawarkan solusi efektif yang bukan hanya enak rasanya, tetapi juga aman dikonsumsi setiap hari.
Salah satunya, bisa diberikan sirup herbal sari temulawak yang mengandung tiga bahan ekstrak herbal utama, yaitu ekstrak temulawak, ekstrak daun pegagan, dan madu akan meningkatkan nafsu makan anak secara alami. Daun pegagan berkhasiat untuk membantu meningkatkan fungsi kognitif otak dan daya konsentrasi. Sementara, madu dikenal sebagai penguat sistem imun tubuh yang alami. Melalui proses ekstraksi dan fraksionasi yang mutakhir, setiap bahan herbal diukur dan distandarisasi atas kadar zat herbalnya untuk memiliki khasiat yang tertinggi.
Michael Laurensius Director of Sales and Marketing PT Marguna Tarulata Astagina Pil Kita Farma mengatakan, sari temulawak merupakan alternatif jawaban bagi orang tua yang ingin memberikan suplemen yang sehat dan aman kepada anak-anak yang susah makan. "GTM atau Gerakan Tutup Mulut adalah masalah umum yang dihadapi banyak orang tua. Anak-anak sering kali menolak makan karena berbagai alasan, dan ini bisa menyebabkan kekhawatiran serius mengenai asupan nutrisi mereka," katanya.
Editor: Vien Dimyati