Apa Itu Infeksi Askariasis, Penyakit Bocah Sukabumi yang Tubuhnya Dipenuhi Cacing?
JAKARTA, iNews.id - Raya, bocah asal Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia dalam keadaan mengenaskan. Tubuhnya dipenuhi cacing hingga satu kilogram.
Sebelum meninggal, Raya mengidap infeksi askariasis. Kondisi itu disebabkan cacing gelang yang hidup di tubuhnya. Bahkan, cacing tersebut ditemukan di otak Raya.
Infeksi askariasis dapat terjadi ketika seseorang tidak menjaga kebersihan tubuh. Tanah yang terkontaminasi telur cacing gelang, jika masuk ke tubuh berpotensi hidup dan ini memicu masalah kesehatan.
Lantas, apa sebenarnya infeksi askariasis?
Askariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang Ascaris lumbricoides, parasit yang hidup dalam usus manusia. Penyakit ini tergolong soil-transmitted helminthiasis atau infeksi cacing yang menyebar melalui tanah yang terkontaminasi tinja manusia.
"Askariasis banyak ditemukan di daerah tropis atau subtropis dengan sanitasi buruk," ungkap laporan Mayo Clinic, dikutip Rabu (20/8/2025).
Individu yang terinfeksi askariasis umumnya menelan telur cacing melalui makanan, air, atau sayur dan buah yang terkontaminasi. Penyakit ini juga bisa masuk ke tubuh lewat tangan yang terkontaminasi setelah menyentuh tanah.
Kemudian, telur menetas di usus, menghasilkan larva. Larva menembus dinding usus, masuk ke sirkulasi darah atau limfa, dan bisa ke paru-paru dalam 1-2 minggu.
"Di paru-paru, larva dapat menyebabkan gejala pernapasan, kemudian naik ke tenggorokan dan tertelan kembali," ungkap Cleveland Clinic.
Larva kembali ke usus kecil dan berkembang menjadi cacing dewasa yang bisa bertahan hidup hingga 1-2 tahun. Cacing betina menghasilkan hingga lebih kurang 200.000 telur per hari yang dikeluarkan lewat feses.
"Siklus ini bisa berlangsung 2-3 bulan dari telur sampai cacing dewasa," ungkap NCBI.
Sebagian besar infeksi askariasis ringan atau ringan tanpa gejala apa pun. Tapi, jika banyak cacing atau jumlah infeksi besar, gejala yang muncul:
Fase paru (migrasi larva):
- Batuk
- Mengi
- Sesak napas
- Demam
- Batuk berdarah (hemoptisis)
- Dapat terjadi sindrom Loeffler (pneumonia eosinofilik)
Fase gastrointestinal (cacing dewasa):
- Nyeri perut
- Mual
- Muntah
- Diare atau konstipasi
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
- Terkadang cacing terlihat di feses atau muntahan
Komplikasi
- Obstruksi usus: banyak cacing dapat menyumbat usus, bahkan menyebabkan perforasi
- Jika cacing masuk ke saluran hepatobilier atau pankreas, dapat memicu radang gallbladder, pankreas, atau saluran empedu (cholangitis, pancreatitis)
- Malnutrisi dan gangguan tumbuh terutama pada anak-anak
- Kasus fatal langka, seperti torsio usus akibat beban cacing sangat berat
Jadi, itu dia informasi mengenai infeksi askariasis atau infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang seperti dialami Raya, bocah empat tahun asal Sukabumi.
Editor: Muhammad Sukardi