Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rahasia Rizky Ridho Jaga Stamina di Lapangan, Nutrisi Lengkap Kuncinya!
Advertisement . Scroll to see content

Bayi Lahir Prematur Berisiko Stunting, Ketahui Nutrisi yang Dibutuhkan hingga Penanganannya

Rabu, 22 Februari 2023 - 23:30:00 WIB
Bayi Lahir Prematur Berisiko Stunting, Ketahui Nutrisi yang Dibutuhkan hingga Penanganannya
Ketahui nutrisi penting yang dibutuhkan bayi prematur yang berisiko stunting (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kasus stunting atau yang biasa disebut Tengkes masih menjadi perhatian penting. Sebab, jika dibiarkan, tengkes berakibat pada kualitas sumber daya manusia. 

Oleh karena itu, pemerintah menargetkan penurunan angka prevalensi stunting menjadi 14% dari jumlah balita di tahun 2024. Pada 2022, berdasarkan hasil studi SSGI, prevalensi tengkes di Indonesia turun sebesar 2,8% menjadi 21,6%. 

Dokter Anak Konsultan Neonatologi, Prof. Rinawati Rohsiswatmo menjelaskan, bayi dengan kelahiran prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masuk ke dalam bayi yang berisiko tinggi mengalami tengkes. Indonesia menempati peringkat kelima tertinggi angka kelahiran prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). 

Menurut dia, dari 100 bayi yang lahir, terdapat 10 bayi lahir secara prematur dan 7 bayi dengan kondisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Bahkan, Berdasarkan penelitian di 137 negara berkembang, 32,5% kasus tengkes disebabkan oleh kelahiran prematur dan 20% kasus tengkes di Indonesia disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Bayi lahir prematur berisiko untuk mengalami developmental delay, gangguan kognitif, kesulitan belajar dan gangguan perilaku.

"Pada bayi prematur ada banyak masalah nutrisi seperti alergi dan intoleransi makanan, kebutuhan nutrisi lebih tinggi, lebih rentan penyakit, laju metabolisme protein yang tinggi, laju metabolik yang tinggi, organ yang imatur, dan gudang penyimpanan nutrisi kecil," kata Prof Rinawati, melalui keterangannya belum lama ini.

Dia menambahkan, jika bayi sudah mengalami tengkes maka perlu dilakukan tata laksana gizi di rumah sakit dengan pemberian PKMK (Pangan Olahan untuk Kondisi Medis Khusus) makanan khusus atau dengan pemberian nutrisi parenteral.

Adapun asuhan nutrisi prematur di RSCM dimulai sejak lahir dan dibagi berdasarkan usia kehamilan ketika bayi lahir yaitu kurang dari 28 minggu, antara 28-31 minggu dan diatas 32 minggu namun di bawah 37 minggu. Jenis nutrisi enteral di RSCM terdiri dari pemberian asi, asi dari donor dan pemakaian ASI dan Human Milk Fortifier serta standard preterm formula. 

Lanjutnya, diskusikan dengan dokter untuk penanganan bayi prematur yang tepat agar dapat mencegah tengkes. Orang tua juga penting memiliki pemahaman yang baik mengenai nutrisi bagi bayi prematur agar dapat bersinergi dengan rumah sakit dalam memberikan nutrisi yang tepat sehingga dapat membantu mengurangi kejadian tengkes.

“Saya juga menganjurkan agar bayi rutin diukur lingkar kepala, berat badan dan panjang badan rutin sebagai upaya deteksi dini tengkes. Dan untuk mendatanya, orang tua dapat menggunakan aplikasi PrimaKu yang merupakan aplikasi tumbuh kembang anak di Indonesia hasil kerja sama antara IDAI dan Kementerian Kesehatan. Dengan demikian, kita dapat segera melakukan intervensi jika ada risiko atau tanda-tanda tengkes pada bayi,” kata Dr. Rinawati Rohsiswatmo. 

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional DR. Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Lies Dina mengatakan, sebagai rumah sakit umum nasional, RS DR. Cipto Mangunkusumo memiliki program yang jelas dan terpadu untuk mengatasi masalah tengkes. Upaya penanganan tengkes dilakukan oleh tiga divisi yaitu Instalasi Pelayanan Terpadu Kesehatan Ibu dan Anak, KSM Kesehatan Anak dan Instalasi Gizi  dibawah koordinasi Departemen Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang. 

"Di sisi eksternal, kami fokus pada pengampuan rumah sakit dan mengadakan program pendidikan dan/atau pelatihan profesi tambahan bagi dokter spesialis. Di sisi internal, kami melakukan deteksi dan pencegahan dini malnutrisi, penyediaan terapi nutrisi mulai dari parenteral, enteral dan oral serta menyediakan Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK)," kata dr Lies Dina.

Lebih lanjut dia menjelaskan, di RSCM, bagi pasien neonatus dan anak, rumah sakit melakukan pemantauan pertumbuhan lewat grafik dan memberikan dukungan terapi nutrisi berupa total parenteral nutrition dan bahan pangan khusus. Kerja sama dengan pihak keluarga dan edukasi mengenai pemahaman tengkes kepada orang tua juga menjadi bagian yang penting.

Sementara itu, Presiden Direktur Fresenius Kabi Indonesia, Indrawati Taurus menyatakan, Fresenius Kabi terus berkomitmen memperbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia, dalam hal ini mendukung pemerintah menurunkan angka prevalensi tengkes di Indonesia dengan menyediakan program edukasi, solusi nutrisi parenteral agar nutrisi bayi prematur atau Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) tercukupi. 

"Kami berharap fasilitas kesehatan dapat turut bersama-sama memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga dalam mendeteksi dini malnutrisi dan mencegah tengkes. Fresenius Kabi selalu mendukung program edukasi terkait tata laksana tengkes di Rumah Sakit kepada tenaga kesehatan di beberapa kota di Indonesia dan program ini akan terus dilakukan di tahun 2023," ujar dia.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut