Begini Cara Mengatasi Kecanduan Kopi Selama Ramadan
JAKARTA, iNews.id - Bagi penggemar kopi, tantangan selama ibadah puasa selama Ramadan bukan cuma menahan haus dan lapar sejak fajar hingga senja. Tetapi juga menahan diri untuk tidak menyeduh kopi dan menikmatinya di pagi atau sore hari.
Kedengarannya tampak sepele. Tetapi bagi pecandu kopi, hal ini tidak bisa dianggap sepele. Sebab dalam secangkir kopi, terdapat zat kafein yang membuat Anda kecanduan. Seperti halnya kecanduan narkoba, kecanduan kopi pun memiliki konsekuensinya sendiri.
Apalagi selama Ramadan, disarankan untuk tidak mengonsumsi kafein baik di waktu buka dan sahur, agar tidak mengalami gangguan tidur dan dehidrasi ketika beribadah puasa. Lalu, bagaimana nasib pecandu kopi?
Umumnya di awal-awal bulan Ramadan, mereka yang mengandalkan kopi untuk memulai harinya akan merasakan gejala-gejala tidak menyenangkan. Bahkan, menyakitkan. Misalnya, sakit kepala parah, tidak dapat berkonsentrasi, kelelahan, lesu, lekas marah, insomnia, hingga pusing.
"Kafein merupakan zat yang paling sering disalahgunakan, karena zat itu cuma bisa dikonsumsi dalam jumlah tertentu," kata Dr. Mustafa Saif, Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Aster yang berbasis di Dubai, seperti dikutip dari Gulf News, Selasa (22/5/2018).
Tentunya, merasakan sakit kepala parah, lelah, dan kesulitan berkonsentrasi bisa membuat ibadah puasa menjadi tidak nyaman. Karena itu, Dr. Saif menyarankan untuk membatasi asupan kafein perlahan-lahan selama puasa.
"Seharusnya mulai berlatih puasa kopi lebih awal karena pecandu kafein harus mengurangi asupan kafein harian mereka sebelum dimulainya bulan Ramadan," ungkap Dr. Saif. Namun jika sudah masuk bulan Ramadan, Anda bisa mengurangi jumlah asupan kopi pelan-pelan hingga akhirnya benar-benar puasa minum kopi.
Alasannya, kopi atau minuman berkafein seperti teh dapat menyebabkan dehidrasi, serta meningkatkan rasa haus. Apalagi jika asupan cairan Anda per hari selama Ramadan ini kurang dari delapan gelas sehari. Sebagai gantinya, Anda bisa minum susu atau mendapatkan cairan tambahan dari buah-buahan yang tinggi dengan kadar airnya.
Selamat mencoba!
Editor: Tuty Ocktaviany