Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tragedi Ibu Hamil Tewas usai Ditolak 4 RS di Jayapura, Menkes Kirim Tim Investigasi
Advertisement . Scroll to see content

Bersama Kemenkes, PP Muhammadiyah Gencarkan Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 di Lingkungan Pesantren

Senin, 30 November 2020 - 05:58:00 WIB
 Bersama Kemenkes, PP Muhammadiyah Gencarkan Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 di Lingkungan Pesantren
PP Muhammadiyah gencarkan upaya pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan pesantren bersama Kemenkes. (Foto: Kemenkes)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Penyebaran virus Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia masih terus ditekan dengan berbagai upaya. Hal ini tentunya memberikan dampak yang besar terhadap berbagai tatanan kehidupan masyarakat, tak terkecuali pendidikan.

Bahkan, hampir seluruh pondok pesantren di berbagai penjuru Tanah Air terpaksa memulangkan para santrinya ke rumah masing-masing. Meskipun hingga kini, banyak pondok pesantren yang telah kembali menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

Menyikapi hal tersebut, ormas PP Muhammadiyah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi penularan virus Covid-19 di lingkungan pesantren yang berada di bawah naungannya. Pihaknya pun turut bekerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Tak hanya itu, PP Muhammadiyah juga bergerak melalui Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah dan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC). Hal itu disampaikan oleh Koordinator Bidang Kesehatan Masyarakat PP MPKU, Emma Rachmawati.

"MPKU juga salah satunya melaksanakan program 'Pontren Sehat Berkemajuan’, itu yang akan kami terus kawal untuk program yang akan diberlakukan skala nasional ini. Kemudian, MPKU juga mengeluarkan beberapa kebijakan untuk kepatuhan protokol di pesantren," ujar Emma kepada iNews.id pada Kamis (26/11/2020).

Emma menuturkan, pihaknya juga telah melakukan pendekatan dari sisi organisasi. Oleh karena itu, ditunjuk dua pesantren percontohan untuk dilakukan monitoring secara mendalam. Terlebih kepada salah satu dari kedua pondok pesantren tersebut yang tetap menyelenggarakan pembelajaran secara tatap muka.

"Sementara ini, untuk yang terlibat baru dua pesantren dan salah satunya, yaitu MBS (Muhammadiyah Boarding School-red) itu masih membuka kelas tatap muka. Sudah kita bagikan pedoman dan buku harian yang di-share kepada para guru dan santri, sekaligus untuk mengontrol para santri di rumah," kata Emma.

MPKU juga turut melaksanakan program Pesantren Siaga Covid-19 berbasis ketahanan pangan. Pihaknya telah menyediakan bibit lele dan kangkung untuk kemudian dibudidayakan oleh pihak pondok pesantren serta masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar pondok pesantren.

"Masyarakat diberikan modal dalam bentuk ember, bibit kangkung, lele yang mereka harus pelihara sendiri. Kemudian Kemenkes juga membuat kerja sama di mana masyarakat sekitar pesantren termasuk para santri mengisi semacam buku harian bagaimana mereka menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," ujar Tim Swakelola MPKU, Hidayati.

Sementara itu, Tim Swakelola MPKU, Muhammad Iqbal Nurmansyah menuturkan bahwa pemberian edukasi kepada para santri terkait Covid-19 ini dirasa sangat penting. Terlebih, banyaknya misinformasi yang beredar di kalangan masyarakat saat ini yang menimbulkan kebingungan.

"Meningkatnya pengetahuan mereka terkait pandemi ini dan berkaitan juga dengan banyaknya misinformasi yang beredar terkait Covid-19 ini, seperti halnya jenis masker yang seharusnya digunakan seperti apa, itu mereka banyak bertanya-tanya. Jadi memang edukasi untuk mereka itu sangat penting," katanya.

Lebih lanjut, Iqbal menegaskan bahwa pihaknya bersama dengan MCCC tengah memantapkan standar protokol yang menjadi pedoman bagi pondok pesantren untuk mengadakan kegiatan pembelajaran tatap muka. Hal ini agar warga pesantren dapat melaksanakan pembelajaran dengan aman.

"Kita juga membuat standar protokol kesehatan yang aman bagi pesantren jika memang harus dilakukan pembelajaran secara tatap muka nanti. Sangat banyak sekali persyaratannya, insyaAllah dengan menjalankan protokol kesehatan tersebut, santri dan para guru bisa aman melakukan kegiatan belajar mengajar," ujar Iqbal.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut