Bom Surabaya, Menkes: Pemerintah Akan Menanggung Biaya Pengobatan

JAKARTA , iNews.id - Kabut duka kembali menyelimuti Indonesia dengan serangkaian teror bom yang terjadi di Surabaya. Sebuah aksi yang tidak dibenarkan atas nama apa pun dan mengakibatkan korban jiwa.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyampaikan duka cita atas kejadian teror bom di Surabaya yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. Untuk meringankan beban para korban, pemerintah akan menanggung biaya pengobatan, serta perawatan.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Tidak ada alasan yang dapat dibenarkan dengan peristiwa pemboman yang mengakibatkan korban jiwa dan luka. Bagi para korban, pemerintah akan menanggung biaya pengobatan luka dan perawatan atas kejadian ini,” katanya dalam keterangan pers yang diterima redaksi iNews.id, Senin (14/5/2018).
Sebelumnya Minggu 13 Mei 2018, terjadi ledakan bom berturut-turut di tiga gereja kawasan Surabaya, yaitu Gereja St Maria Tak Bercelah Jalan Ngagel Madya, GKI Diponegoro Jalan Diponegoro, dan GKI Wonokromo Jalan Arjuno, pukul 07.40 WIB. Malam harinya sekitar pukul 21.10 WIB, bom meledak di Rusunawa Wonocolo, taman Sidoarjo. Lalu hari ini, Senin (14/5/2018), pukul 08.00 WIB, bom meledak di Mapolrestabes Surabaya.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur melaporkan, sebanyak 43 orang terluka dan ditangani di delapan rumah sakit (RS) di Jawa Timur, yaitu RS Bedah Surabaya (14 orang), RS Siloam (lima orang), RSUD DR. Soetomo (tiga orang), RS Bhayangkara HSSM (enam orang), RS RKZ (tujuh orang), RSAL Ramelan (satu orang), RS William Booth (dua orang), dan RS Premier Surabaya (lima orang).
Nila merasa prihatin dengan kejadian teror bom ini dan diminta masyarakat Surabaya untuk waspada dan melaporkan jika melihat gerak- gerik aneh dan mencurigakan. Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provonsi Jawa Timur, serta Dinkes Kota Surabaya terus memantau masalah kesehatan akibat kejadian ini.
Editor: Adhityo Fajar