Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Alami Menstruasi Terlalu Dini? Disarankan Rutin Deteksi Dini Kanker Payudara
Advertisement . Scroll to see content

Cegah Hoaks soal Kanker, Pakar Minta Lakukan Konsultasi Lebih dari Satu Dokter

Senin, 31 Agustus 2020 - 17:31:00 WIB
Cegah Hoaks soal Kanker, Pakar Minta Lakukan Konsultasi Lebih dari Satu Dokter
Konsultasi kesehatan dengan dokter. (Foto: Boldsky)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ancaman kanker payudara terus menghantui masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tak hanya wanita, nyatanya pria dapat terkena kanker payudara.

Menurut studi Globocan 2018, kanker payudara menempati peringkat kanker tertinggi di Indonesia dengan 58,256 kasus baru pada 2018 dan menempati posisi kedua penyebab kematian karena kanker, setelah kanker paru-paru. Sementara pria, risiko kanker payudara seumur hidup berada pada angka sekitar satu banding 833,6.

Dengan kemajuan teknologi yang terus berjalan, banyak sekali informasi yang beredar mengenai kanker. Hal itu menjadi baik jika sarat akan informasi yang benar dan berguna bagi para pasien kanker. Sayangnya, tak jarang informasi-informasi tersebut justru merupakan hoaks yang dapat merugikan banyak orang.

Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Hematologi Onkologi Medik, dr. Ronald Alexander Hukom, SpPD, KHOM, MHSC, FINASIM mengatakan, saat ini telah banyak beredar informasi menyesatkan tentang kanker. Bahkan, menurutnya, hoaks makin banyak beredar mengenai banyak jenis penyakit, khususnya pada pandemi Covid-19 saat ini.

"Keprihatinan bersama karena berita hoaks tentang kanker ini bukan hanya di kanker payudara ya, tapi hampir semua penyakit. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini banyak sekali berita yang kita dengar di luaran tentang vaksin, obat, dan sebagainya," kata dr. Ronald kepada iNews.id dalam momen webinar pada Senin (31/8/2020).

Menyikapi fenomena tersebut, dr. Ronald menganjurkan masyarakat untuk dapat mulai membaca berbagai artikel yang dikeluarkan badan pusta kanker yang ada di dunia. Menurutnya, artikel tersebut memang disediakan dan dapat dijangkau oleh masyarakat umum.

"Cara menghindarinya itu biasanya kalau kita merasa bahwa kita cukup mampu untuk berbagai artikel, jurnal dalam bahasa Inggris ya terutama, banyak situs dari beberapa pusat kanker dunia yang bisa kita baca. Mereka biasanya mengeluarkan artikel atau tulisan-tulisan yang bisa dibaca di website mereka yang memang ditujukan untuk umum," kata dia.

Tak hanya itu, dirinya juga mengimbau agar masyarakat tidak hanya mengambil mentah-mentah informasi yang terdapat pada situs web yang hanya bertujuan menaikan penjualan produk. Dia lebih menganjurkan untuk membaca majalah kedokteran yang cukup terpercaya untuk digunakan sebagai rujukan masyarakat.

"Jurnal kedokteran yang lebih ilmiah, carilah jurnal yang dikenal luas dan diakui, seperti majalah-majalah kedokteran yang cukup terpercaya, itu bisa dijadikan rujukan. Jangan membaca website yang tidak jelas asal usulnya, yang tujunnya hanya untuk menjual obat," kata dr. Ronald.

Jika merasa ragu, lanjut dr. Ronald, masyarakat juga dapat mencari opini kedua dari beragam dokter lainnya. Hal itu agar masyarakat mendapatkan penjelasan dari sudut pandang yang berbeda. Masyarakat dapat lebih puas dan yakin jika nantinya penjelasan yang didapat telah mengarah pada satu hal yang sama.

"Kalau kita ragu-ragu juga, kita dianjurkan untuk mencari second opinion, seperti minta pendapat dokter lain untuk mendapat penjelasan dari sisi berbeda. Jika beberapa dokter telah memberikan penjelasan yang sama, bisa saja itu membuat kita tambah yakin. Waspada selalu, kita berusaha untuk menyaring apa yang kita baca dan dengar dengan lebih kritis," ucapnya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut