Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hari Pahlawan, Sekjen Partai Perindo: Koruptor dan Ambisi Elite Bentuk Penjajah Pembangunan Modern
Advertisement . Scroll to see content

Cerita Suka Duka Mantan Relawan Covid-19 di RSDC Wisma Atlet: Perjuangannya Sangat Panjang

Rabu, 19 April 2023 - 22:27:00 WIB
Cerita Suka Duka Mantan Relawan Covid-19 di RSDC Wisma Atlet: Perjuangannya Sangat Panjang
Cerita relawan Covid-19 di Podcast Aksi Nyata. (Foto: YouTube)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kilas balik di awal tahun 2020, pandemi Covid-19 menyerang masyarakat di hampir seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Lantaran virus tersebut, banyak orang yang harus kehilangan anggota keluarga tercinta.

Di balik cerita-cerita duka dan kepanikan, ada perjuangan para tenaga kesehatan hingga relawan Covid-19. Mereka itulah ya g membantu para pasien agar bisa sembuh.

Salah satunya yakni Bayu Prima Larosa. Dia merupakan seorang perawat yang bertugas sebagai relawan Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Bayu mengatakan, dia bertugas di RSDC Wisma Atlet selama hampir tiga tahun. Dia pun menceritakan perjuangannya hingga bisa menjadi relawan Covid-19. 

Saat itu, dia bersama relawan lainnya bahkan harus menempuh perjalanan dari Medan ke Jakarta hingga enam jam. "Saya daftar sebagai relawan lewat Kementerian Kesehatan. Jadi tuh perjuangannya sangat panjang karena pas saya mau berangkat, Presiden Joko Widodo melakukan lockdown besar-besaran sehingga transportasi terhambat," kata Bayu dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Kisah Perjuangan Mantan Relawan Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Rabu (19/4/2023).

Alhasil, pihak Kemenkes bekerja sama dengan PMI dan angkatan udara untuk menjemput para relawan dengan pesawat milik AU di Bandara Kualanamu, Medan. "Kita juga harus jemput relawan lain di Palembang, terus personel AU juga membagikan APD ke beberapa daerah, sehingga perjalanan dari Medan ke Jakarta memakan waktu lima jam," ujar dia.

Meski harus berjuang membantu pasien Covid-19, Bayu merasa senang karena bertemu dengan teman-teman nakes lain dari berbagai daerah dan sudah dianggap seperti keluarga. "Di situasi seperti itu kita butuh saudara kan, jadi mereka sudah seperti saudara saya yang bikin semangat," kisah dia.

Namun di balik rasa suka dan bangganya sebagai nakes, ada perasaan duka yang menyelimuti hatinya ketika rekan nakesnya gugur setelah bertugas melawan Covid-19. "Adik tingkat saya terpapar Covid-19. Saya dekat dengan dia karena dulu saya jadi mentor di ruang ICU. Itu luka paling dalam yang saya rasakan," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh nakes lainnya yakni dr Maria Melinda. Dia mengatakan, banyak suka duka yang dia rasakan. 

Meski sempat ditentang oleh keluarga karena menjadi relawan Covid-19, namun dia meyakinkan kedua orang tuanya untuk bisa survive membantu para pasien. "Kalau melihat sekarang tentunya ada rasa bangga, dan jadi lebih menghargai nilai kemanusiaan," kata dr Maria Melinda.

Editor: Siska Permata Sari

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut