Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kelakar Pramono Soal Cuaca Panas Ekstrem: Terpenting Jakarta Bahagia, Hati Tidak Panas
Advertisement . Scroll to see content

Cuaca Panas Ekstrem Jadi Ancaman Serius untuk Anak-Anak, Dehidrasi hingga DBD!

Kamis, 16 Oktober 2025 - 15:10:00 WIB
Cuaca Panas Ekstrem Jadi Ancaman Serius untuk Anak-Anak, Dehidrasi hingga DBD!
Cuaca panas ekstrem bahaya untuk anak-anak. (Foto: Ilustrasi AI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Cuaca panas ekstrem yang melanda Indonesia membawa ancaman tersendiri bagi anak-anak. Ada kenaikan risiko penyakit yang bisa membahayakan anak-anak, seperti demam berdarah dengue (DBD) hingga dehidrasi parah.

Para orang tua diminta untuk lebih perhatian kepada anak-anak di saat cuaca panas ekstrem ini. Selain memastikan asupan cairan tubuh si kecil terpenuhi, upaya mencegah DBD perlu dilakukan.

"Di cuaca panas ekstrem ini, anak-anak jadi gampang dehidrasi. Selain itu, ada peningkatan risiko DBD," kata Ahli Anak Prof Hartono Gunardi dalam acara Edukasi Media: Program Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI) di kawasan Jakarta Selatan, belum lama ini.

Dehidrasi serius bisa membahayakan nyawa anak. Ketika cairan tubuh benar-benar sedikit, anak bisa mengalami kejang, kerusakan otak, hingga menyebabkan kematian.

Karena itu, orang tua harus tahu gejala dehidrasi pada anak. "Anak-anak itu cenderung tidak bisa mengeluh, jadi orang tua yang harus lebih aware akan kondisi tubuh si kecil," ujar Prof Hartono.

Gejala Dehidrasi

- Rasa haus
- Mulut dan kulit kering
- Frekuensi buang air kecil berkurang
- Urin berwarna gelap dengan bau yang lebih menyengat

Spesifik pada bayi, berikut ini gejala dehidrasi pada bayi:

- Popok kering selama beberapa jam
- Mulut dan lidah kering
- Tidak ada air mata atau hanya sedikit air mata yang keluar saat bayi menangis
- Sering menangis
- Mata cekung

Peningkatan Risiko Penyakit DBD gegara Cuaca Ekstrem

Prof Hartono menjelaskan, setiap peningkatan satu derajat celcius suhu lingkungan, bisa meningkatkan risiko penularan DBD sebanyak 13 persen.

"Jadi, cuaca panas ekstrem ini bisa sekali meningkatkan risiko DBD," terang Prof Hartono.

Lebih lanjut, Andreas Gutknecht selaku Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines menambahkan, peningkatan suhu lingkungan secara umum akan menyebabkan penyebaran banyak penyakit menular, termasuk DBD.

"Artinya, penyakit-penyakit tersebut akan lebih umum di seluruh dunia dan mungkin menjadi lebih parah di daerah-daerah yang sudah terinfeksi saat ini," ujar Andreas.

"Dengan meningkatnya suhu, nyamuk menjadi lebih aktif dan penyebaran virus dengue meningkat secara signifikan. Jadi, perubahan iklim global merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia," tambahnya.

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut