Dukung Infrastruktur Bidang Kesehatan, Ini Upaya Mayapada Healthcare
JAKARTA, iNews.id - Demi meningkatkan fasilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, Mayapada Healthcare dan GE Healthcare menjalin kemitraan strategis untuk pembangunan infrastruktur di bidang kesehatan di Indonesia.
Deputy Chairman Mayapada Group Jonathan Tahir menyatakan, dalam kemitraan strategis senilai 16,2 juta dolar Amerika Serikat (AS) ini mencakup konsultasi perencanaan rumah sakit, manajemen siklus hidup, dan pengembangan kapasitas tenaga kesehatan atau sumber daya manusia (SDM).
"Bersinergi dengan GE Healthcare, kami ingin memastikan Mayapada Healthcare memberikan pelayanan kesehatan standar internasional bagi pasien kami di seluruh Indonesia," kata Jonathan Tahir saat tanda tangan perjanjian kerja sama bersama President & CEO of GE Healthcare Asean, Korea & ANZ Myra Eskes di Fairmont Hotel Jakarta, Jumat (24/8/2018).
Selain itu, tiga tahun ke depan GE Healthcare juga akan memberikan dukungan teknologi dan solusi bagi enam rumah sakit baru Mayapada Healthcare. Ini mencakup peningkatan efektivitas teknik dan klinis, desain rumah sakit, alur kerja, dan manajemen siklus hidup.
"Enam rumah sakit baru yang akan dibangun berlokasi di Jakarta Selatan, Bandung, Kuningan Jakarta, Surabaya, Bogor dan Cakung," jelas Jonathan. Dia berharap, kolaborasi tersebut dapat berpengaruh positif dalam standar fasilitas kesehatan di Indonesia.
Senada dengan Jonathan Tahir, President & CEO of GE Healthcare Asean, Korea and ANZ Myra Eskes juga mengharapkan kemitraan strategis ini bisa menyediakan solusi dan teknologi pelayanan kesehatan terbaru di Indonesia.
"Semoga kerja sama strategis ini akan membawa perubahan positif bagi standar layanan kesehatan di Indonesia dengan perbaikan akses, kualitas, dan keterjangkauan," kata Myra.
Selain itu, Jonathan Tahir juga berharap fasilitas dan pelayanan kesehatan tersebut dapat dinikmati oleh peserta JKN-KIS yang kini jumlahnya telah mencapai lebih dari 198,8 juta jiwa. "Kita juga berharap (kemitraan ini) bisa men-support kebijakan pemerintah," kata Jonathan.
Editor: Tuty Ocktaviany