Apa Itu Empty Sella Syndrome? Waspada Bila Mengalami Gejala-Gejala Ini!
JAKARTA, iNews.id - Empty Sella Syndrome adalah salah satu penyakit yang mempengaruhi otak. Sebab, empty sella syndrome merupakan gangguan yang terjadi pada sella tursika, struktur tulang di dasar otak yang mengelilingi dan melindungi kelenjar pituitari.
Sebelumnya, nama penyakit ini sempat hangat dibicarakan. Sebab, artis sekaligus presenter Ruben Onsu didiagnosis memiliki Empty Sella Syndrome.
Hal ini membuat penasaran, tentang apa itu empty sella syndrome. Sebab, belum banyak orang yang mengetahui nama penyakit tersebut. Berikut ulasan tentang empty sella syndrome, seperti dirangkum pada Senin (3/10/2022).
Seperti disebutkan sebelumnya, empty sella syndrome adalah gangguan yang terjadi pada sella tursika, struktur tulang di dasar otak yang mengelilingi dan melindungi kelenjar pituitari. Melansir dari Hopkins Medicine, ada dua jenis empty sella syndrome (ESS).
Dua jenis empty sella syndrome adalah ESS primer dan ESS sekunder.
ESS primer
ESS primer ini terjadi saat kelenjar pituitari biasanya diratakan. Tipe ini lebih sering terjadi pada perempuan yang mengalami obesitas, memiliki tekanan darah tinggi, dan dikaitkan dengan penumpukan cairan di otak.
ESS sekunder
ESS sekunder terjadi saat kelenjar pituitari mungkin kecil karena perubahan genetik (mutasi), cedera, terapi radiasi, atau pembedahan. Pakar kesehatan tidak mengetahui apa penyebab ESS primer. Namun, ESS sekunder dapat disebabkan oleh cedera, terapi radiasi, atau pembedahan.
Apa saja gejala ESS?
Setelah membahas definisi dan penjelasan tentang jenis empty sella syndrome, Anda perlu mengetahui gejalanya.
Gejala empty sella syndrome adalah sebagai berikut;
1. Impotensi pada pria
2. Kurang keinginan untuk berhubungan seks
3. Haid tidak teratur pada wanita
4. Galaktorea, yaitu keluarnya ASI atau cairan menyerupai ASI dari puting payudara padahal tidak sedang hamil atau menyusui
5. Keluarnya cairan otak dari hidung
6. Sakit kepala
7. Papiledema, gangguan penglihatan akibat saraf mata membengkak karena tekanan di dalam otak
Gejala yang terjadi bervariasi bagi setiap orang. Hal ini juga dipengaruhi usia dan apa yang menyebabkan sindrom tersebut.
Gejala juga mungkin terlihat seperti masalah kesehatan lainnya, namun perlu untuk memeriksakan diri ke dokter atau ahli kesehatan jika memiliki keluhan yang disebutkan di atas.
Bagaimana mendiagnosis SSE?
Anda sebaiknya tidak melakukan self diagnosis, sehingga penting untuk memeriksakan kesehatan Anda pada ahlinya. Dalam hal ini, ahli kesehatan akan bertanya tentang riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.
Kemungkinan, ada beberapa tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki SSE, yaitu CT-scan atau MRI. Anda mungkin tidak memerlukan pengobatan jika tak ada gejala yang timbul, atau kelenjar pituitari Anda tidak membesar.
Hubungi ahli kesehatan jika gejala memburuk atau Anda memiliki gejala baru.
Editor: Siska Permata Sari