Faricimab Jadi Terapi Stroke Mata yang Menjanjikan, Ini Faktanya!
JAKARTA, iNews.id - Gangguan Retinal Vein Occlusion (RVO) atau yang kerap disebut sebagai stroke mata kini dapat ditangani dengan terapi Faricimab. Pengobatan apa itu?
Faricimab adalah obat suntik mata yang berfungsi untuk mengobati penyakit mata. Umumnya, Faricimab dipakai pada terapi neovascular Age-related Macular Degeneration (nAMD) dan Diabetic Macular Edema (DME).
Obat ini merupakan antibodi bispesifik pertama yang secara bersamaan menargetkan dua jalur penyebab penyakit, yaitu VEGF dan angiopoietin-2 untuk mengurangi pertumbuhan pembuluh darah abnormal dan pembengkakan pada retina.
Nah, penggunaan terapi Faricimab pada pasien RVO atau stroke mata kini sudah diizinkan, karena menawarkan manfaat yang menjanjikan. Seperti apa faktanya?
Menurut Dokter Spesialis Bedah Retina Universitas Nasional Uveitis Singapura dr Yuen Yew Sen, terapi Faricimab dapat berdampak signifikan pada pengobatan stroke mata.
"Penanganan dini sangat penting untuk penyumbatan stroke mata," kata dr Yuen di acara Roche Retina Summit 2025, dalam keterangan resmi yang diterima iNews.id, Selasa (4/11/2025).

Dengan menunda pengobatan, lanjut dr Yuen, itu malah dapat mengakibatkan kerusakan penglihatan yang permanen, atau perbaikan tajam penglihatan yang tidak optimal meskipun bengkaknya akhirnya sembuh.
Lebih lanjut, dr Yuen mengonfirmasi bahwa hasil studi Faricimab untuk pengobatan RVO sejalan dengan hasil studi terhadap penyakit retina lainnya, yaitu sangat baik.
"Faricimab yang kini disetujui untuk mengobati stroke mata di Indonesia, terbukti efektif untuk memperbaiki penglihatan dan mengurangi bengkak di retina, sekaligus berpotensi mengurangi frekuensi suntikan mata dalam jangka panjang," ungkapnya.
Tak hanya efektif untuk stroke mata, nAMD dan DME, Faricimab juga terbukti efektif untuk Polypoidal Choroidal Vasculopathy (PCV) dengan hasil menghilangkan polip (regresi polip) 61 persen. Hasil ini dituangkan dalam studi SALWEEN di Asia.
"Bahkan, 83% interval injeksi bisa diperpanjang hingga tiga bulan atau lebih," ujar dr. Elvioza, SpM(K), Ketua Vitreo-Retina Service dan Chief Medical Director di JEC Eye Hospitals & Clinics.
"Dengan adanya Roche Retina Summit 2025 ini, kami tidak hanya berbagi inovasi ilmiah terdepan, tetapi juga menegaskan komitmen dalam mentransformasi standar perawatan retina," ujar Sanaa Sayagh, Presiden Direktur Roche Indonesia.
"Kami berdedikasi untuk menyediakan solusi yang tidak hanya efektif, tetapi juga benar-benar meringankan beban pasien dan memperkuat sistem layanan kesehatan," tambahnya.
Ya, penyakit mata progresif tidak hanya menurunkan kualitas hidup pasien tetapi juga menambah beban sosial-ekonomi yang signifikan. Dengan adanya terapi Faricimab ini diharapkan dapat menurunkan beban tersebut.
Terapi Faricimab dipercaya dapat secara signifikan mengurangi beban pengobatan bagi pasien.
Editor: Muhammad Sukardi