Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Penyakit Menular, Kenali Gejala Utama Penyakit TBC
Advertisement . Scroll to see content

Hati-Hati Orang dengan TBC RO Rentan Kena Gangguan Mental, Ini Penyebabnya 

Selasa, 18 Oktober 2022 - 18:01:00 WIB
Hati-Hati Orang dengan TBC RO Rentan Kena Gangguan Mental, Ini Penyebabnya 
Ilustrasi orang dengan TBC. (Foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Tak dipungkiri sampai saat ini orang dengan TBC RO (TBC Resisten Obat) masih mendapat stigma buruk dari masyarakat. Alhasil tidak sedikit dari mereka yang merasa disingkirkan dari lingkungan hingga punya gangguan mental dan berpikir bunuh diri. 

Menurut laporan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, stigma yang masih berkembang terkait pasien TBC RO adalah orang susah. Ini yang membuat mereka enggan pergi berobat dan penyakitnya diketahui tetangga. 

Selain itu, stigma lainnya yang melekat pada TBC ataupun TBC RO adalah mereka menderita penyakit memalukan. Stigma berikutnya, batuk berdarah yang menjadi salah satu gejala khas TBC RO dianggap kutukan. 

"Misalnya kena TBC RO sampai batuk berdarah, itu sering dianggap sebagai kutukan atau kena guna-guna. Jadi, persepsi ini yang menghambat pasien mengakses pengobatan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, beberapa waktu lalu. 

Stigma-stigma tersebut yang kemudian membuat orang dengan TBC RO merasa tidak layak mengobati penyakit yang terus menghancurkan tubuhnya dari dalam. Makanya, keluar data penelitian bahwa sebagian orang dengan TBC RO punya pikiran untuk bunuh diri. 

Data tersebut dikeluarkan oleh studi yang dikerjakan peneliti dari Stop TB Partnership Indonesia (STPI), bahwa orang dengan TBC RO rentan punya pikiran bunuh diri. Dampak psikis ini nyata di lapangan dan salah satu penyebab utamanya adalah stigma yang diberikan ke pasien. 

"TBC RO bukan hanya memberi dampak fisik ke pasien, tapi juga psikis, salah satunya keinginan bunuh diri," terang anggota peneliti STPI Dena Sundari Alief, dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/10/2022). 

Bukan hanya itu, dampak psikis lainnya yang dialami orang dengan TBC RO adalah merasa depresi dan anxiety, bahkan halusinasi. Menurut Dena, kondisi itu bukan hanya bagian dari efek samping obat yang dikonsumsi dalam jangka panjang, tapi juga efek dari sosial di masyarakat. 

Hal itu yang dialami Paran Sarimita Winarni, penyintas TBC RO. Dia mengaku pernah begitu anxiety dan depresi karena penyakit tersebut. 

"Masalah seperti datang tiada henti. Bukan hanya berjibaku dengan penyakit TBC RO, tapi juga menyadari bahwa tidak lagi bekerja membuat mental saya terganggu," katanya di sesi Webinar bersama Kemenkes belum lama ini. 

"Setelah melewati semua proses pengobatan, saya masih mengalami mental health issue. Jadi masih ada perasaan feeling insecure, tidak bisa bersosialisasi dengan baik, dan itu masih tersisa," katanya. 

Menyadari hal tersebut, Paran mencari cara untuk bisa pulih. Dia memilih bergabung dengan komunitas penyintas TBC RO dan dari sana kesehatannya fisik dan mentalnya terus membaik. 

"Setelah join dengan komunitas penyintas TBC RO, saya merasa jauh lebih baik. Ya, mungkin karena saya merasa mereka yang tergabung di komunitas mengerti dan bisa merasakan menjadi bagian dari orang dengan TBC RO," ungkap Paran.

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut