Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tragis! Kebakaran Panti Jompo, 12 Lansia Tewas karena Tak Bisa Berjalan
Advertisement . Scroll to see content

Hati-Hati Para Lansia Lebih Berpotensi Mengalami Malnutrisi, Begini Penjelasan Ahli 

Jumat, 13 Januari 2023 - 18:00:00 WIB
Hati-Hati Para Lansia Lebih Berpotensi Mengalami Malnutrisi, Begini Penjelasan Ahli 
Ilustrasi lansia lebih mudah terkena malnutrisi. (Foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Seiring bertambahnya usia, setiap orang disarankan lebih memperhatikan asupanan makanan dan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Sebab faktanya semakin tua, kemungkinan tubuh kena malnutrisi lebih besar. 

Berdasarkan penelitian Elderly Project yang digagas oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Ajinomoto Indonesia, selera makan orang dengan usia tua atau lansia akan menurun. Alhasil para lansia berpotensi mengalami malnutrisi. 

Kondisi malnutrisi pun menunjukkan efek buruk yang dapat dialami pada sebagian besar lansia, yaitu keletihan dan gangguan pada otot. Lantas bagaimana cara mencegah malnutrisi pada lansia atau orang tua? 

Menjawab pertanyaan tersebut Kepala penelitian Elderly Project Dr Toto Sudargo, M.Kes, yang juga dosen di Departemen Gizi FK-KMK UGM, mengatakan faktor usia hormon-hormon pengatur selera makan pada lansia cenderung menurun. Untuk itu para lansia disarankan menerapkan makanan dengan kandungan tinggi protein, energi, vitamin, dan mineral tetapi rendah garam, gula, dan lemak. Makanan tersebut dapat meningkatkan status gizi pada lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidupnya. 

Salah satu zat penting yang juga dibutuhkan tubuh para lansia yakni asam amino glutamat yang terkandung dalam bumbu umami seperti Monosodium Glutamat (MSG). Bumbu dengan kandungan asam amino tersebut memiliki banyak manfaat yang  berpengaruh dalam meningkatkan selera makan lansia. 

“Peningkatan selera makan ini membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik, yang berujung pada perbaikan kondisi fisik dan kualitas hidup lansia yang diantaranya terukur dari hasil analisa darah dan anthropometri pada sebuah study “Elderly Project”,” kata Dr Toto dalam webinar belum lama ini. 

Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure). Penurunan penggunaan garam kemudian digantikan dengan produk umani agar nafsu makan para lansia tidak menurun. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rasa makanan terbukti tetap enak walaupun tidak mengandung takaran garam sebanyak sebelumnya. 

Dr. Toto menambahkan, selera makan lansia sebenarnya cenderung rendah karena berbagai faktor fisiologis dan psikologis. Namun rendahnya selera makan lansia dapat diatasi dengan meningkatkan daya terima reseptor rasa melalui pengaturan keseimbangan rasa dasar (manis, asam, pahit, asin, dan gurih).

“Melalui study “Elderly Project” bersama UGM ini kami ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa di usia lanjut pun masyarakat sangat bisa tetap meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup sehat. Caranya dengan cara  menjaga asupan makanan bergizi seimbang dan juga mengurangi asupan gula, garam, dan lemak,” kata Grant Senjaya, Head of Public Relations Department PT Ajinomoto Indonesia. 

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut