Mengenal Tes HBsAg Adalah untuk Deteksi Hepatitis B
JAKARTA, iNews.id - Sebagian besar orang awam tentu masih asing dengan istilah medis ini HBsAg (Hepatitis B surface antigen). Dalam istilah kedokteran HBsAg adalah hasil tes untuk melihat seseorang menderita hepatitis B atau tidak.
Namun yang jadi banyak pertanyaan perlukah seseorang melakukan test HBsAg ini? Lantas apa yang menyebabkan penyakit yang mengharuskan seseorang melakukan pemeriksaan ini.
HBsAg (Hepatitis B surface antigen), merupakan hasil tes "positif" atau "reaktif" yang berarti orang tersebut terinfeksi hepatitis B. Tes ini dapat mendeteksi keberadaan virus hepatitis B yang sebenarnya (disebut “antigen permukaan”) di darah.
Jika seseorang dites hasilnya positif", maka pengujian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah ini adalah infeksi "akut" baru atau infeksi hepatitis B "kronis". Hasil tes HBsAg positif berarti anda terinfeksi dan dapat menyebarkan virus hepatitis B ke orang lain melalui darah anda.
Apa itu Hepatitis B?
Hepatitis B menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), adalah infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Pada beberapa kasus, infeksi hepatitis B bersifat jangka pendek yang juga disebut akut, dan berlangsung kurang dari enam bulan. Tetapi bagi yang lain, infeksi menjadi kronis, artinya berlangsung lebih dari enam bulan. Memiliki hepatitis B kronis meningkatkan risiko Anda terkena gagal hati, kanker hati atau sirosis - suatu kondisi yang secara permanen melukai hati.
Kebanyakan orang dewasa dengan hepatitis B pulih sepenuhnya, bahkan jika gejalanya parah. Bayi dan anak-anak lebih mungkin mengembangkan infeksi hepatitis B yang bertahan lama. Ini dikenal sebagai infeksi kronis.
Namun hingga kini belum ada obat untuk Hepatitis B. Penyakit ini hanya bisa diantisipasi dengan vaksin guna mencegah penularan. Dengan tindakan pencegahan ini, dapat membantu untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Penularan
Di daerah yang sangat endemik, hepatitis B paling sering menyebar dari ibu ke anak saat lahir (penularan perinatal) atau melalui transmisi horizontal (paparan darah yang terinfeksi), terutama dari anak yang terinfeksi ke anak yang tidak terinfeksi selama 5 tahun pertama kehidupan. Perkembangan infeksi kronis sering terjadi pada bayi yang terinfeksi dari sang ibu atau sebelum usia 5 tahun.
Hepatitis B juga menyebar melalui luka tusuk jarum, tato, tindik dan paparan darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti air liur dan cairan menstruasi, vagina dan mani. Penularan virus juga dapat terjadi melalui penggunaan kembali jarum suntik yang terkontaminasi atau benda tajam, baik di tempat perawatan kesehatan, di masyarakat atau di antara orang-orang yang menyuntikkan narkoba. Penularan seksual lebih sering terjadi pada orang yang tidak divaksinasi yang sering berganti-ganti pasangan seksual.
Gejala Hepatitis B
Hepatitis B sering kali tidak terdeteksi, karena sebagian penderitanya tidak merasakan timbulnya gejala tersebut. Meskipun demikian, kamu dapat mengetahui beberapa tanda yang dialami oleh penderita Hepatitis B
Untuk mendiagnosis hepatitis B, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes fungsi hati, dan serologi hepatitis B termasuk tes HBsAg melalui sampel darah. Sebagai langkah deteksi dan penanganan dini, tes HBsAg adalah pada ibu hamil dan bayi baru lahir juga penting dilakukan.
Editor: Elvira Anna