Hoaks Oseltamivir Disebut Obat Setan yang Tidak Bermanfaat, Ini Penjelasan Dokter Relawan Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Saat ini beredar kabar terkait obat-obatan di masyarakat yang menyebut Oseltamivir adalah obat setan, berbahaya dan bisa merenggut nyawa. Lalu bagaimana kebenarannya?
Revisi Panduan Tatalaksana Pengobatan Covid-19 dari Lima Organisasi Profesi menyebut bahwa pemberian obat antivirus dan antibiotik harus dengan resep dokter.
Artinya kedua obat ini baru diberikan jika ada indikasi tertentu. Karena penggunaan antibiotik yang berlebih pada era pandemi Covid-19, menjadi ancaman global terhadap meningkatnya kejadian bakteri multiresisten.
Influencer Kesehatan yang juga Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i mengungkapkan bahwa pernyataan yang menyebut Oseltamivir sebagai obat setan yang berbahaya adalah salah dan hanyalah hoax belaka. Hal tersebut dia sampaikan melalui akun Instagram pribadinya @dr.fajriaddai, baru-baru ini.
“Salah apabila ada anggapan bahwa Oseltamivir adalah obat berbahaya, menyebabkan kematian, bahkan tidak memberikan manfaat bagi pasien Covid-19,” tegas dr. Fajri.
Sebelumnya dr. Fajri pernah menjelaskan Oseltamivir merupakan obat antiviral yang digunakan untuk pengobatan dan pencegahan infeksi influenza tipe A dan B. Obat ini bekerja dengan menghambat neuroamidase yang dibutuhkan oleh virus influenza untuk merilis virus-virus baru di akhir proses replikasi.
Oseltamivir diberikan secara empiris pada masa awal pandemi Covid-19. Karena sulitnya membedakan gejala pasien Covid-19 dan pasien yang terinfeksi virus Influenza. Saat ini Oseltamivir dapat ditambahkan pada kondisi di mana pasien Covid-19 diduga terinfeksi virus influenza.
"Harus sangat hati-hati dalam memberikan antibiotik dan antivirus karena dapat membuat resistensi antibiotik dan antivirus dan sangat berbahaya. Kecuali dengan indikasi tertentu berdasarkan penilaian dokter," kata dr. Fajri.
Dokter Fajri mengatakan, berdasarkan publikasi Lancet terbaru pada 9 Juli 2021 menyimpulkan pada pasien Covid-19 dengan derajat ringan-sedang yang tidak dirawat di rumah sakit, pemberian Azitromisin tidak menurunkan risiko masuk rumah sakit dan kematian. (Tidak terbukti bermanfaat).
"Pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, pemberian Azitromisin tidak terbukti menurunkan risiko kematian, lama rawat inap, dan risiko pemakaian ventilasi mekanik. Sehingga pemakaian harus dibatasi kecuali ada indikasi kuat," tuturnya.
Editor: Dyah Ayu Pamela