Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : WHO Dukung Indonesia Bikin Obat Herbal Naik Level, Ini Buktinya!
Advertisement . Scroll to see content

Indonesia Dapat Izin Ciptakan Vaksin mRNA Sendiri, Ini Alasan WHO

Kamis, 24 Februari 2022 - 10:52:00 WIB
Indonesia Dapat Izin Ciptakan Vaksin mRNA Sendiri, Ini Alasan WHO
WHO izinkan Indonesia membuat vaksin mRNA sendiri. (Foto: Ilustrasi/Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) dr Tedros Adhanom Ghebreyesus resmi menunjuk Indonesia sebagai negara penerima transfer teknologi pembuatan vaksin mRNA. Keputusan ini disadari penilaian bahwa Indonesia sudah mampu menciptakan vaksin mRNA sendiri.

Program transfer teknologi vaksin mRNA ini merupakan bagian dari rencana WHO, Korea Selatan, dan WHO academy. Program pembentukan pusat pelatihan biomanufaktur global ini akan melayani semua negara berpenghasilan rendah dan menengah yang ingin memproduksi produk biologi, seperti vaksin, insulin, antibodi monoklonal, dan pengobatan kanker.

Langkah ini sekaligus dilakukan setelah keberhasilan pembangunan pusat transfer teknologi vaksin mRNA global di Afrika Selatan.

"Formulir pelatihan biomanufaktur global akan keluar bulan depan. 

Kami (WHO) percaya bahwa transfer hub ini menjanjikan, tidak hanya meningkatkan ketersediaan vaksin Covid-19 secara global, tetapi juga untuk penyakit lain seperti malaria, TBC, maupun kanker," kata Tedros dalam jumpa pers virtual, tadi malam Rabu (23/2/2022).

Tedros mengatakan bahwa salah satu hambatan utama keberhasilan transfer teknologi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah adalah kurangnya tenaga kerja terampil dan sistem peraturan yang lemah.

"Dengan membangun keterampilan tersebut, diharapkan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dapat memproduksi produk kesehatan yang mereka butuhkan dengan standar kualitas yang baik, sehingga mereka tidak lagi harus menunggu antrean," katanya.

Selain Indonesia, negara berpenghasilan rendah dan menengah yang mendapat mandat istimewa dari WHO ini adalah Bangladesh, Pakistan, Serbia, dan Vietnam.

"Lima negara ini diperiksa dan dinilai oleh sekelompok ahli dan membuktikan bahwa mereka memiliki kapasitas untuk menyerap teknologi mRNA serta dengan pelatihan yang ditargetkan bergerak ke tahap produksi dengan relatif cepat," ungkap laporan WHO.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, yang ikut hadir dalam rapat WHO di Jenewa, mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang terus mendukung pemerataan vaksin. Pemerataan akses vaksin Covid-19 adalah untuk semua negara, termasuk melalui transfer teknologi vaksin ke ke negara berkembang.

"Transfer teknologi ini akan berkontribusi pada akses yang sama ke penanggulangan kesehatan, yang akan membantu kita pulih bersama dan pulih lebih kuat. Solusi seperti inilah yang dibutuhkan negara-negara berkembang. Solusi yang memberdayakan dan memperkuat kemandirian kita, serta solusi yang memungkinkan kita berkontribusi pada ketahanan kesehatan global," kata Menteri Retno.

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut