Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Indonesia Dianggap Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19 dari China, Dirut Bio Farma: Justru Ini Peluang Bagus

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 10:19:00 WIB
Indonesia Dianggap Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19 dari China, Dirut Bio Farma: Justru Ini Peluang Bagus
Dirut Bio Farma Honesti Basyir bicara soal vaksin Covid-19 dari China. (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Uji klinis vaksin Covid-19 buatan China, vaksin Sinovac di Indonesia telah dimulai Selasa 11 Agustus 2020 dan melibatkan masyarakat Bandung. Sejumlah pejabat negara di antaranya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan, dan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana juga ikut mendaftar sebagai relawan.

Vaksin buatan China itu bekerja sama dengan Biofarma dan Universitas Padjajaran (UNPAD) di Kota Bandung, untuk melakukan uji klinis di Indonesia. Pemerintah Indonesia membutuhkan sebanyak 1.620 orang untuk menjadi relawan vaksin Sinovac.

Uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia menjadi perbincangan publik Tanah Air. Pasalnya, Indonesia dikabarkan menjadi kelinci percobaan vaksin dari China tersebut. Kendati demikian, kabar tersebut dibantah oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.

Melansir dari kanal YouTube Prime Show With Ira Koesno yang berjudul "Dunia Berlomba Ciptakan Vaksin Corona, Siapa Dapat? Part 03 - Prime Show With Ira Koesno 13/08" Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menuturkan uji klinis vaksin Sinovac adalah sebuah peluang.

Hal tersebut bermula kala pemandu acara tersebut, Ira Koesno menyinggung isu yang menganggap Indonesia sebagai kelinci percobaan China.

"Pak Honesti, ini ramai beredar, "Kok Indonesia mau menjadi kelinci percobaan dari China, vaksin dari China," kata Ira Koesno.

"Tapi sebetulnya selain di Indonesia, di negara-negara lain juga diujicobakan. Karena ini adalah salah satu syarat uji coba fase III untuk klinis sebuah vaksin," kata dia.

Menanggapi pernyataan Ira Koesno, Honesti Basyir menuturkan, uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia ini bukan soal kelinci percobaan. Namun, uji klinis vaksin Sinovac ini justru menjadi peluang yang sangat bagus untuk Indonesia.

Pasalnya jika uji klinis vaksin Sinovac berhasil, Indonesia bisa mendapatkan akses dengan cepat untuk memeroleh vaksin Covid-19 buatan China tersebut.

"Ini bukan masalah kelinci percobaan, justru ini satu peluang yang sangat bagus bagi bangsa Indonesia untuk mendapatkan akses tercepat mendapatkan vaksin ini," ucap Honesti Basyir.

"Kenapa saya katakan akses tercepat, karena sekarang banyak negara-negara yang tidak memiliki kesempatan untuk ini," katanya.

Lebih lanjut, Honesti Basyir berujar, uji klinis vaksin Sinovac juga memiliki kesempatan baik untuk otoritas kesehatan Indonesia, khususnya BPOM dan Kementerian Kesehatan Indonesia.

"Kemudian juga dengan adanya uji klinis, ini juga kesempatan bagi otoritas kesehatan di Indonesia, terutama seperti BPOM dan Kementerian Kesehatan," ucap Honesti Basyir.

Lantaran, dengan adanya uji klinis vaksin Sinovac, otoritas kesehatan Indonesia dapat mengawasi atau mempelajari perkembangan vaksin buatan China tersebut. Sehingga Indonesia mampu membuat vaksin Covid-19 sendiri dan dapat bermanfaat bagi Tanah Air.

"Jadi bisa memonitor perkembangan uji klinis ini, sehingga nanti benar-benar kita akan memiliki satu vaksin yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia," ujar Direktur Utama Bio Farma.

Diketahui, Indonesia saat ini tengah membuat vaksin Covid-19 yang diberi nama "vaksin Merah Putih". Saat ini, perkembangan vaksin Merah Putih telah mencapai 40 persen dan ditargetkan sekitar Februari-Maret 2021 dapat dilakukan penyerahan bibit vaksin kepada industri.

Dikatakan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof. Amin Soebandrio, vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman hanya menggunakan dua bagian virus penting dalam patogennya, yakni S protein dan M protein yang diberikan pada subjek.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut