Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Musim Pancaroba, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem hingga Hujan Es Sepekan ke Depan
Advertisement . Scroll to see content

Ini 3 Alasan Mengapa Orang Mudah Sakit saat Musim Pancaroba  

Minggu, 03 Maret 2024 - 16:19:00 WIB
Ini 3 Alasan Mengapa Orang Mudah Sakit saat Musim Pancaroba  
Ilustrasi sakit di musim pancaroba. (foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Musim pancaroba biasanya selalu dikaitkan dengan ancaman berbagai jenis penyakit. Hal ini menjadi kewaspadaan tersendiri bagi sebagian orang karena umumnya saat pergantian musim kondisi cuaca tidak menentu antara panas dan hujan.  

Dengan kata lain, hal ini sering kali dibarengi dengan kondisi kesehatan yang kurang baik. Saat pergantian dari musim panas ke musim hujan, anak-anak atau pun orang dewasa banyak yang jatuh sakit di waktu ini. 

Keluhan yang sering muncul adalah keluhan pada saluran pernapasan. Batuk, pilek, sakit tenggorokan, hingga demam adalah keluhan penyakit yang sering muncul di masa pancaroba.  

Lantas, apa saja alasan yang diduga menyebabkan munculnya masalah kesehatan pada masa pancaroba? Berikut di antaranya, dilansir dari berbagai sumber, Minggu, (3/3/2024).


1. Kadar vitamin D dan menurunnya sistem imun
Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa respons imun di saluran napas akan menurun kemampuannya melawan rhinovirus pada saat udara lebih dingin. Oleh karena itu, saat tubuh diserang oleh virus, pertahanan tubuh tidak mampu melawannya hingga seseorang jatuh sakit. 

Nah, Vitamin D diduga berperan dalam kemampuan imunitas tubuh. Vitamin D membantu pertahanan tubuh terhadap virus dan bakteri. Pada saat musim hujan, banyak aktivitas di dalam ruangan sehingga paparan sinar matahari semakin berkurang dan sulit mencukupi vitamin D. Dengan demikian, kemampuan imun tubuh akan menurun seiring menurunnya vitamin D dalam tubuh.


2. Udara yang lebih dingin
Pada saat pancaroba, terutama saat pergantian musim panas ke musim hujan biasanya suhu udara menurun, udara menjadi lebih dingin dari biasanya.  Ada penelitian yang menyebutkan pada udara dingin menyebabkan replikasi atau pertumbuhan kuman menjadi lebih cepa sehingga hal ini dapat meningkatkan risiko untuk terinfeksi. 

Suhu yang lebih dingin akan menyebabkan pembuluh darah di hidung dan saluran napas mengecil sehingga sel darah putih sulit menjangkau saluran napas saat sel darah putih dibutuhkan untuk melawan kuman. 

3. Hujan menyebabkan banyak aktivitas di dalam ruangan tertutup
Penyebaran virus dapat terjadi melalui udara, melalui droplet saluran napas, serta kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi virus. Aktivitas di dalam ruangan tertutup menyebabkan penularan dari orang ke orang menjadi lebih mudah. Hal inilah yang meningkatkan risiko angka kesakitan akibat common cold dan flu menjadi meningkat. 

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut