Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Riwayat Penyakit Epy Kusnandar sebelum Meninggal Dunia, Depresi hingga Kanker Otak
Advertisement . Scroll to see content

Jamu Bisa Tangkal Kanker, Benar atau Mitos?

Kamis, 30 Januari 2020 - 17:20:00 WIB
Jamu Bisa Tangkal Kanker, Benar atau Mitos?
Jamu memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. (Foto: Ilustrasi Ayurleafherbals)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Jamu telah menjadi minuman yang tenar di Indonesia. Minuman yang terbuat dari bahan-bahan alami tersebut telah dipercaya sebagai obat tradisional sejak dahulu kala. Sebab jamu berawal dari kata jampi, yang mana mampu memiliki efek 'ajaib' bagi kesehatan.

Belakangan ini, jamu tidak hanya digunakan sebagai minuman berkhasiat untuk sehari-hari, tetapi juga sebagai pengobatan tradisional. Bahkan, ada yang menggunakan jamu tertentu untuk mengobati penyakit kanker.

"Jamu itu sebenarnya lebih ke arah pencegahan, atau upaya promotif preventif. Karena jamu dapat membuat daya tahan tubuh kuat, sehingga membuat tubuh mampu melawan virus dan tidak mudah sakit," kata Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan RI Dr dr Ina Rosalina, SpA(K), M Kes, MHKes di acara Temu Media, Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2020).

Dia menjelaskan, jamu dapat dikonsumsi untuk membantu mencegah atau menurunkan risiko kanker, bukan sebagai pengobatan. Selain itu, jamu juga dapat membantu pasien kanker dengan membuat staminanya bagus saat menghadapi pengobatan kanker seperti kemoterapi.

"Jadi, peran pemanfaatan jamu ada di dalam upaya paliatif untuk pasien kanker. Di antaranya meningkatkan daya tahan tubuh hingga mengurangi mual dari efek pengobatan sebelumnya," tutur dia.

Sementara itu Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, cara pencegahan yang utama dengan menerapkan gaya hidup sehat. Mulai dari mengonsumsi makanan yang seimbang, rutin olahraga, mengelola stres, tidak minum minuman beralkohol, dan tidak merokok.

"Karena faktor risiko sudah sangat konkret, merokok salah satunya di samping faktor-faktor lain. Dalam pengertian, gaya hidup sehat telah menjadi satu kesatuan sebagai upaya pencegahan atau promotif dan preventif," katanya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut