Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Anies Baswedan Alami Mata Kedutan, Benarkah Lagi Ada yang Ngomongin?
Advertisement . Scroll to see content

Jangan Biarkan Si Kecil Main Gadget Terus, Waspada Mata Minus!

Rabu, 01 Oktober 2025 - 19:55:00 WIB
Jangan Biarkan Si Kecil Main Gadget Terus, Waspada Mata Minus!
Ilustrasi anak dengan gadget. (Foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Apakah anak Anda sudah terbiasa melihat layar gadget sejak kecil? Kebiasaan itu perlu diperbaiki, karena ada risiko mata minus mengintai si kecil. 

Mata minus terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat pada retina, melainkan di depannya. Akibatnya, benda yang jauh terlihat buram. 

Pada anak, kondisi ini sering dipicu oleh kebiasaan terlalu lama menatap layar, kurangnya aktivitas di luar ruangan, atau faktor keturunan.

Menurut Dokter Spesialis Mata Bethsaida Hospital Gading Serpong dr Artha Latief, Sp.M, mata minus pada anak sering kali tidak disadari orang tua. Padahal, bila tidak segera diperiksa, mata minus bisa bertambah dan tidak disadari. 

"Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak. Pemeriksaan mata rutin sejak dini sangat penting agar dapat dilakukan penanganan yang tepat," ujar dr Artha dalam pernyataan resminya, Rabu (1/10/2025). 

Tanda-Tanda Anak Mengalami Mata Minus

Orang tua perlu lebih perhatian untuk mengenali gejala mata minus, seperti:

- Anak sering menyipitkan mata saat melihat jauh.
- Anak sering tampak mengedip-ngedipkan mata terutama sewaktu menggunakan gadget dan atau sedang menonton televisi.
- Sering duduk terlalu dekat dengan layar atau papan tulis.
- Mengeluh sakit kepala atau mata cepat lelah.
- Kesulitan melihat jelas dari jarak jauh.

Pentingnya Penanganan Sejak Dini

Mata minus bukan hanya masalah penglihatan, tapi juga dapat berdampak pada prestasi sekolah dan kualitas hidup anak. Jika tidak ditangani, minus bisa terus bertambah bahkan menimbulkan risiko komplikasi serius di kemudian hari. 

"Penanganan yang diberikan dokter mata tidak hanya sebatas kacamata. Ada berbagai metode lain, seperti lensa khusus atau terapi tertentu, yang dapat membantu mengendalikan progresivitas minus pada anak," ungkap dr Artha.

Penanganan Mata Minus Pada Anak

Jika anak Anda menunjukkan gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan tingkat keparahan dan memberikan solusi terbaik. 

Penanganannya bisa berupa:

- Penggunaan kacamata yang disesuaikan dengan kondisi mata anak.
- Terapi obat tetes midriatika Atropine digunakan untuk mengendalikan laju pertambahan minus pada kasus tertentu.


Selain pemeriksaan rutin, orang tua juga perlu membantu anak menjaga kesehatan mata dengan:

- Batasi waktu layar dan penggunaan gawai: Terapkan aturan screen time untuk mengurangi paparan layar dan gawai.
- Ajarkan bermain di luar ruangan: Aktivitas outdoor telah terbukti sebagai salah satu cara untuk menghambat laju pertumbuhan mata minus.
- Ciptakan pencahayaan yang baik: Pastikan saat membaca atau belajar, pencahayaan cukup agar mata tidak cepat lelah.
- Nyalakan mode malam hari atau mode filter sinar biru: Sudah menjadi fitur pelengkap pada komputer, gawai, dan telepon genggam di bagian pengaturan, gunakan pada saat malam hari terutama mendekati jam tidur
- Hindari tidur dengan lampu kamar menyala: Pada beberapa penelitian terbukti berperan terhadap laju pertambahan mata minus anak.

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut