Jangan Ditiru! Viral Wanita Makan Mi Instan Pakai Minyak Telon, Ini Bahayanya
JAKARTA, iNews.id - Viral di media sosial curhatan seorang wanita mengaku mengonsumsi minyak telon yang dicampurkan pada mi instan. Kebiasaan ini sepatutnya harus dihentikan, kenapa?
Pengguna TikTok dengan nama akun @ulf*** bercerita kalau dirinya punya kebiasaan yang aneh. Dia suka menambahkan minyak telon ke mi instan yang dibuatnya sendiri.
"Aku gak apa-apa sendirinya, but makan mi instan kalau gak dikasih minyak telon rasanya kurang enak," ujar si netizen, dikutip Rabu (12/11/2025).
Postingan ini dibagikan tiga hari lalu saat berita dibuat dan kini telah ditonton 7,3 juta kali di TikTok. Parahnya, banyak netizen yang mengaku punya kebiasaan serupa yaitu mengonsumsi minyak telon.
Misalnya saja akun @ki*** yang bilang, "Minyak telon, manis jujur." Lalu, ada juga pengakuan dari @mie***, "Minyak telon seenak itu."
Kebiasaan mengonsumsi mi instan ditambahkan minyak telon sangat berbahaya. Kenapa? Simak penjelasan selengkapnya.
Secara terpisah, Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik dr Ayman Alatas, SpMK, menegaskan bahwa minyak telon tidak boleh dipakai secara oral atau dikonsumsi. Minyak telon dibuat dan diformulasi untuk pemakaian luar tubuh.
"Penting untuk ditekankan bahwa minyak telon bukanlah produk untuk dikonsumsi dan penggunaannya hanya terbatas secara eksternal pada kulit," kata dr Ayman dalam tayangan edukasinya di Instagram.
Minyak telon, lanjutnya, merupakan campuran minyak esensial seperti kayu putih, adas, dan kelapa yang diformulasikan khusus untuk dioles, di mana senyawa aktifnya dapat memberikan sensasi hangat, meredakan gejala perut kembung pada bayi, serta menghangatkan tubuh.
"Konsumsi minyak telon secara oral justru sangat berbahaya, karena berisiko menyebabkan iritasi saluran cerna, keracunan, hingga gangguan pernapasan, terutama pada anak-anak yang sistem tubuhnya masih rentan," ungkap dr Ayman.
Di kesempatan itu, dr Ayman menyarankan penggunaan minyak zaitun murni atau minyak kelapa yang bisa dikonsumsi sebagai pengganyi minyak telon.
Editor: Muhammad Sukardi