Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sambut Ultah ke-15, MNC Life Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Karyawan Park Hyatt Jakarta
Advertisement . Scroll to see content

Jangan Sepelekan Nyeri Perut Bawah dan Urin Berdarah pada Pria, Waspada Kanker Prostat

Kamis, 20 Juni 2024 - 18:58:00 WIB
Jangan Sepelekan Nyeri Perut Bawah dan Urin Berdarah pada Pria, Waspada Kanker Prostat
Jangan Sepelekan Nyeri Perut Bawah dan Urin Berdarah pada Pria, Waspada Kanker Prostat (Foto: Zurology)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Gangguan kesehatan di bagian reproduksi merupakan masalah yang sering dialami pria. Apalagi jika Anda mengalami gejala nyeri di perut bagian bawah hingga urin mengeluarkan darah, hal ini jangan sampai disepelekan. 

Ya, jika gangguan tersebut dibiarkan dampaknya bisa mengalami kanker prostat. Apabila gejala tersebut terjadi sebaiknya segera periksa ke dokter urologi

Dokter spesialis urologi sekaligus Ketua Kolegium Urologi Indonesia, Prof Chaidir A. Mochtar mengatakan, di Indonesia, Global Cancer Statistics menunjukkan kanker prostat adalah kanker kelima yang paling umum terjadi pada pria di Indonesia, dengan jumlah kasus baru sebanyak 13.563 pada 2020. Lalu, untuk penyakit kanker ginjal, terdapat 2.394 kasus baru kanker ginjal dan 1.358 kematian pada tahun 2020.

Kemudian, penyakit berikutnya yaitu batu ginjal, tercatat sebanyak 6 per 1.000 penduduk atau 1,4 juta penduduk Indonesia menderita batu ginjal pada 2013.

"Ada banyak penyakit yang tergolong penyakit urologi, namun, ada beberapa gejala tertentu yang bisa menunjukkan seseorang mungkin perlu menemui dokter urologi untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Prof Chaidir melalui keterangannya, Rabu (20/6/2024).

Menurut Prof Chaidir, beberapa gejala yang mengindikasi adanya kemungkinan penyakit urologi seperti adanya darah dalam urin, sakit saat buang air kecil, perubahan pola buang air kecil, inkontinensia (kesulitan menahan kencing atau bocor), nyeri di perut bagian bawah, ISK terlalu sering, atau pada pria bisa juga terjadi perubahan massa pada 

testis dan disfungsi ereksi. 

"Jika mengalami hal-hal tersebut, ada patutnya kita curiga dan menemui dokter ahli. Memang, salah satu hambatan atau kendalanya adalah masyarakat cenderung abai, dan enggan periksa karena takut didiagnosa penyakit tertentu," katanya.

Padahal, lanjut Prof Chaidir, itu pemikiran salah, sebab jika ditemukan sejak awal, tentu bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Jika diperlukan tindakan tertentu, pasien juga kini memiliki banyak pilihan teknologi inovatif, salah satunya yang sedang diuji coba di Indonesia yaitu telerobotic surgery.

"Sekarang di Indonesia sedang dikembangkan inovasi bedah robotic telesurgery. Ini merupakan salah satu use case inovatif pemanfaatan internet 5G. Dokter bedah bisa melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time, termasuk untuk kasus-kasus urologi," kata dia. 

Menurutnya, pengembangan telerobotic surgery di Indonesia bekerja sama dengan Iran untuk menjalankan pilot project di tiga rumah sakit, yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin (Bandung), RSUP Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RSUP Haji Adam Malik (Medan).

Kemenkes Dukung Inovasi Telerobotic Surgery di Indonesia

Wakil Menteri Kesehatan, Prof Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, saat ini, kasus penyakit urologi masih menjadi tantangan bagi bidang kesehatan di Indonesia. Dia mencontohkan, kasus Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), jumlah peserta BPJS di pulau Jawa yang terdiagnosis sepanjang 2016 hingga 2020 berjumlah 97.043 pasien. 

Sepanjang tahun yang sama, tercatat ada 56.671 pasien yang menjalani operasi dan 49.428 pasien menjalani pengobatan.

"Angka ini cukup tinggi, belum lagi yang di luar pulau Jawa. Oleh sebab itu, memang perlu adanya wadah untuk para dokter agar bisa saling bertukar informasi terkait kemajuan teknologi atau keberhasilan kasus-kasus tertentu, salah satunya melalui Kongres UAA 2024 yang akan dilaksanakan September nanti," kata Wakil Menteri Kesehatan, Prof Dante Saksono.

Perlu diketahui pengembangan inovasi telerobotic surgery menjadi salah satu isu yang akan dibahas pada kongres Urological Association of Asia (UAA) di Bali pada 5-8 September 2024. Diperkirakan sekitar 5.000 ahli urologi dari 60 negara, terutama di Asia akan hadir. 

UAA dan Indonesian Urological Association (InaUA) bertindak sebagai tuan rumah kongres. Tahun ini mengangkat tema “Integrating Urological Frontiers: Transformative Innovation Meets Global Collaboration”. Salah satu yang menjadi highlight-nya adalah pemaparan kemajuan teknologi bedah robotik yang paling mutakhir, serta demonstrasi langsung bedah telerobotik yang akan dilaksanakan dari Denpasar dan terhubung dengan 
ahli di Beijing/Shenzhen, dengan jarak sekitar 8.500 km..

Sementara itu, dokter spesialis urologi Prof Ponco Birowo, yang juga menjabat sebagai President Elect of the Urological Association of Asia (UAA) dan Chairman Local Organizing Committee mengatakan, saat ini, sudah terdapat 2083 peserta yang mendaftarkan diri, tersebar dari 38 negara, dan diharapkan angka tersebut terus bertambah. 

Menurutnya, peserta kongres memiliki kesempatan untuk mengikuti workshop, kuliah interaktif, dan presentasi poster yang menyuguhkan materi inovatif dari subspesialiasi.

"Kami berkomitmen untuk terus mempromosikan urologi di Asia, serta memperkecil kesenjangan dalam standar perawatan urologi di setiap negara, salah satunya dengan meningkatkan perawatan pasien dan pelatihan tenaga ahli bidang urologi," kata Prof Ponco.

Prof Ponco menjelaskan, penyakit urologi perlu mendapat perhatian. Penanganannya harus terus mengikuti perkembangan teknologi, seperti pada urolithiasis (batu kantung kemih), yang jumlah kasus, disability-adjusted life years (DALYs), dan kematian akibat batu kantung kemih terus meningkat secara global sejak 1990.

"Kenyataan ini membuat kami menyoroti pentingnya pemantauan dan perencanaan terhadap sistem kesehatan, khususnya urologi, di masa depan," kata Prof Ponco. 

Dia menjelaskan, tahun ini, salah satu hal yang sangat disoroti adalah inovasi bedah telerobotik yang mulai diperkenalkan di Indonesia. “Kami memiliki harapan besar, khususnya bagi Indonesia, agar ke depannya mampu menjalankan bedah telerobotik secara mandiri. Hal ini tentu sangat berguna bagi peningkatan kualitas hidup pasien khususnya di Indonesia.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut