Jawaban Kemenkes soal Isu Sembunyikan Kasus Virus Korona Wuhan di Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Kasus penyebaran novel coronavirus (2019-nCoV) atau virus korona Wuhan di Tiongkok dan belasan negara lainnya menggegerkan dunia. World Health Organization (WHO) baru saja mengeluarkan deklarasi Darurat Internasional terkait hal tersebut.
Berdasarkan data dari The New York Times, Jumat (31/1/2020), saat ini sudah ada 9.800 kasus dan 200 orang meninggal dunia. Namun, sampai saat ini juga belum ditemukan kasus positif virus korona Wuhan di Indonesia. Hal tersebut menuai pendapat miring netizen di media sosial.
"Gue mau tanya nih ya. Kalau ternyata sebenernya udah ada kasus coronavirus di Indonesia tapi ngga diumumin sama pemerintah atau dirahasiain, reaksi lo gimana?" tulis netizen, seperti dikutip dari Twitter.
"Indonesia sampe hari ini blm ada kasus corona virus yg terkonfirmasi. the problem is, beneran ga ada atau ditutupin atau mmg alat medisnya blm mampu buat mendeteksi novel corona virus? too good to be true bgt di indo sama skali blm ada," tulis netizen lainnya di media sosial Twitter.
Isu ini kemudian dibantah oleh Kementerian Kesehatan yang telah mempersiapkan sejumlah upaya pencegahan dan penanganan dalam beberapa waktu terakhir.
"Enak aja. Bagaimana sih? Siapa sih yang mau tersembunyi, kalau seperti itu kita bisa ada penyebaran yang terus-terusan dan tidak berhenti," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr Wiendra Waworuntu saat konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2020).
Apalagi saat ini WHO telah mendeklarasikan darurat nasional. Jika tidak melaporkan kasus, sambung dia, negara bisa di-banned oleh negara lain. "Semakin kita sembunyi, kita nanti di-banned negara lain," ucapnya.
Kepala Pusat Litbangkes Dr dr Vivi Setiawaty M Biomed menegaskan bahwa laboratorium di Indonesia telah memiliki alat untuk mendeteksi kasus virus korona Wuhan atau nCoV.
"Kami sudah memiliki (alatnya), jadi WHO membuat list (peralatan untuk mendeteksi) yang novel coronavirus, jadi sudah membuat ceklis yang bisa untuk memeriksa dan mendeteksi novel coronavirus ini. Dan, itu kita sesuai dengan ceklis, kita punya semuanya," tutur Vivi Setiawaty.
Alat-alat atau kit untuk deteksi 2019-nCoV tersebut, sambung dia, telah ada di Indonesia sejak virus tersebut ramai di China yakni Desember 2019.
Editor: Kastolani Marzuki